Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bulog Pekalongan Kesulitan Serap Gabah Petani di 7 Kabupaten, Ini Alasannya

Kompas.com - 15/03/2023, 14:22 WIB
Tresno Setiadi,
Khairina

Tim Redaksi

TEGAL, KOMPAS.com - Perum Bulog Cabang Pekalongan mengaku sedang kesulitan menyerap hasil panen gabah atau beras petani di 7 kabupaten/kota wilayah Karesidenan Pekalongan, Jawa Tengah.

Pasalnya, harga gabah kering petani (GKP) di tingkat petani dan GKP di tingkat penggilingan saat ini sedang tinggi melebihi harga pembelian pemerintah (HPP).

Baca juga: Jokowi Minta Bulog Maksimal Serap Gabah Petani

Kepala Perum Bulog Cabang Pekalongan Ramadin Ruding menjelaskan, sejak 13 Maret 2023, harga beras yang dibeli di gudang milik Perum Bulog mengalami kenaikan Rp 950 per kilogram dari ketentuan sebelumnya yang telah dicabut.

"Sebelumnya fleksibilitas di harga 9.000 per kg untuk beras medium. Kemudian per tanggal 13 Maret 2023 berubah menjadi Rp 9.950 per kg," kata Ramadin, ditemui Kompas.com di kantornya di Jalan Kolonel Sugiono, Kota Tegal, Selasa (14/3/2023).

Ramadin mengungkapkan, hal itu sesuai regulasi dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang telah mengeluarkan aturan baru terkait harga batas atas pembelian gabah atau beras di tingkat petani.

Baca juga: Dapat Laporan Harga Gabah di Kebumen Rp 4.200, Jokowi: Memang Terlalu Rendah

Dalam surat keputusan Kepala Bapanas harga gabah kering petani (GKP) di tingkat petani kini dibanderol Rp 5.000 per kg dari aturan sebelumnya Rp 4.550 per kg.

Kemudian, GKP di tingkat penggilingan dibanderol Rp 6.200 per kilogram, naik dari sebelumnya Rp 4.650 per kilogram. Selanjutnya gabah kering giling (GKG) menjadi Rp 6.300 per kilogram dari Rp 5.700 per kilogram.

"Kenapa berubah disebabkan karena harga beras di lapangan dan harga gabah kering petani (GKP) di tingkat petani makin hari makin meningkat. Makanya harga beras Bulog dinaikkan dari Rp 9.000 menjadi 9.950 per kilogram," kata Ramadin.

Sulit serap gabah petani

Ramadin mengatakan, pihaknya pun berusaha menyesuaikan harga. Namun, hasil pantauan di lapangan, harga GKP di tingkat penggilingan justru lebih tinggi dari HPP.

Pantauan rutin dilakukan Bulog di lapangan untuk mengetahui perkembangan harga.

"Pada kenyataannya, pencatatan harga hasil pemantauan kami di lapangan itu GKP di tingkat penggilingan minimal Rp 5.800 per kilogram bahkan ada yang sampai Rp 6.100 per kilogram," kata Ramadin.


"Sehingga sampai saat ini kami sedang mengalami kesulitan melakukan penyerapan gabah dan beras, karena harga masih di atas HPP," ujar Ramadin.

Ramadin mengakui, saat ini sedang terjadi panen raya mulai dari Kabupaten Brebes hingga Batang di wilayah eks Karesidenan Pekalongan.

Bulog Cabang Pekalongan sendiri memiliki target serapan 71.436 ton beras di tahun 2023. Namun hingga pertengahan Maret 2023, Bulog belum melakukan serapan karena harga di tingkat petani dan penggilingan sedang tinggi.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pemuda di Gresik Tewas Usai Motor yang Dikendarainya Menabrak Truk

Pemuda di Gresik Tewas Usai Motor yang Dikendarainya Menabrak Truk

Regional
Banjir Kepulauan Aru, 150 Rumah Terendam, Warga Mengungsi

Banjir Kepulauan Aru, 150 Rumah Terendam, Warga Mengungsi

Regional
Peringati 'Mayday 2024', Wabup Blora Minta Para Pekerja Tingkatkan Kompetensi dan Daya Saing

Peringati "Mayday 2024", Wabup Blora Minta Para Pekerja Tingkatkan Kompetensi dan Daya Saing

Regional
Dinkes Periksa Sampel Makanan Penyebab Keracunan Massal di Brebes

Dinkes Periksa Sampel Makanan Penyebab Keracunan Massal di Brebes

Regional
Viral Pernikahan Sesama Jenis di Halmahera Selatan, Mempelai Perempuan Ternyata Laki-laki

Viral Pernikahan Sesama Jenis di Halmahera Selatan, Mempelai Perempuan Ternyata Laki-laki

Regional
Paman Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong: Entah Kenapa Hari Ini Ingin Kontak Pulu

Paman Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong: Entah Kenapa Hari Ini Ingin Kontak Pulu

Regional
Presiden Jokowi Undang Danny Pomanto untuk Jamu Tamu Peserta World Water Forum 2024 di Bali

Presiden Jokowi Undang Danny Pomanto untuk Jamu Tamu Peserta World Water Forum 2024 di Bali

Regional
Pesawat Latih Jatuh di BSD, Saksi: Saat 'Take Off' Cuacanya Normal

Pesawat Latih Jatuh di BSD, Saksi: Saat "Take Off" Cuacanya Normal

Regional
Mahasiswa Unika Santo Paulus NTT Pentas Teater Randang Mose demi Melestarikan Budaya Manggarai

Mahasiswa Unika Santo Paulus NTT Pentas Teater Randang Mose demi Melestarikan Budaya Manggarai

Regional
Bus Surya Kencana Terbalik di Lombok Timur, Sopir Diduga Mengantuk

Bus Surya Kencana Terbalik di Lombok Timur, Sopir Diduga Mengantuk

Regional
Cerita Korban Banjir Lahar Dingin di Sumbar, Cemas Ketika Turun Hujan

Cerita Korban Banjir Lahar Dingin di Sumbar, Cemas Ketika Turun Hujan

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Kapal Ikan Berbendera Rusia Ditangkap di Laut Arafura, 30 ABK Diamankan

Kapal Ikan Berbendera Rusia Ditangkap di Laut Arafura, 30 ABK Diamankan

Regional
Pria di Bandung Ditemukan Tewas Menggantung di Pohon Jambu, Warga Heboh

Pria di Bandung Ditemukan Tewas Menggantung di Pohon Jambu, Warga Heboh

Regional
Kronologi Bayi 1,5 Bulan Tewas Dianiaya Ayah Berusia Muda di Empat Lawang

Kronologi Bayi 1,5 Bulan Tewas Dianiaya Ayah Berusia Muda di Empat Lawang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com