Salin Artikel

Bulog Pekalongan Kesulitan Serap Gabah Petani di 7 Kabupaten, Ini Alasannya

TEGAL, KOMPAS.com - Perum Bulog Cabang Pekalongan mengaku sedang kesulitan menyerap hasil panen gabah atau beras petani di 7 kabupaten/kota wilayah Karesidenan Pekalongan, Jawa Tengah.

Pasalnya, harga gabah kering petani (GKP) di tingkat petani dan GKP di tingkat penggilingan saat ini sedang tinggi melebihi harga pembelian pemerintah (HPP).

Kepala Perum Bulog Cabang Pekalongan Ramadin Ruding menjelaskan, sejak 13 Maret 2023, harga beras yang dibeli di gudang milik Perum Bulog mengalami kenaikan Rp 950 per kilogram dari ketentuan sebelumnya yang telah dicabut.

"Sebelumnya fleksibilitas di harga 9.000 per kg untuk beras medium. Kemudian per tanggal 13 Maret 2023 berubah menjadi Rp 9.950 per kg," kata Ramadin, ditemui Kompas.com di kantornya di Jalan Kolonel Sugiono, Kota Tegal, Selasa (14/3/2023).

Ramadin mengungkapkan, hal itu sesuai regulasi dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang telah mengeluarkan aturan baru terkait harga batas atas pembelian gabah atau beras di tingkat petani.

Dalam surat keputusan Kepala Bapanas harga gabah kering petani (GKP) di tingkat petani kini dibanderol Rp 5.000 per kg dari aturan sebelumnya Rp 4.550 per kg.

Kemudian, GKP di tingkat penggilingan dibanderol Rp 6.200 per kilogram, naik dari sebelumnya Rp 4.650 per kilogram. Selanjutnya gabah kering giling (GKG) menjadi Rp 6.300 per kilogram dari Rp 5.700 per kilogram.

"Kenapa berubah disebabkan karena harga beras di lapangan dan harga gabah kering petani (GKP) di tingkat petani makin hari makin meningkat. Makanya harga beras Bulog dinaikkan dari Rp 9.000 menjadi 9.950 per kilogram," kata Ramadin.

Sulit serap gabah petani

Ramadin mengatakan, pihaknya pun berusaha menyesuaikan harga. Namun, hasil pantauan di lapangan, harga GKP di tingkat penggilingan justru lebih tinggi dari HPP.

Pantauan rutin dilakukan Bulog di lapangan untuk mengetahui perkembangan harga.

"Pada kenyataannya, pencatatan harga hasil pemantauan kami di lapangan itu GKP di tingkat penggilingan minimal Rp 5.800 per kilogram bahkan ada yang sampai Rp 6.100 per kilogram," kata Ramadin.

Ramadin mengakui, saat ini sedang terjadi panen raya mulai dari Kabupaten Brebes hingga Batang di wilayah eks Karesidenan Pekalongan.

Bulog Cabang Pekalongan sendiri memiliki target serapan 71.436 ton beras di tahun 2023. Namun hingga pertengahan Maret 2023, Bulog belum melakukan serapan karena harga di tingkat petani dan penggilingan sedang tinggi.

"Target serapan 71.436 ton. Capaian (serapan) belum ada. Belum ada karena kondisi harga di lapangan masih tinggi. Dan trennya, minggu terakhir ini semakin naik
maka kami masih menunggu harga turun," kata Ramadin.

Menurut Ramadin, secara umum produksi gabah dan beras di tingkat petani cukup melimpah. Hanya saja pasokan beras di tingkat penggilingan tahun 2022 sedang kosong.

Sedangkan hasil panen awal tahun 2023 hingga kini lebih banyak terserap langsung penggilingan hingga langsung ke pasar.

"Jadi biasanya penggilingan mengisi pasar dulu, setelah itu baru lari ke Bulog. Tapi Insya Allah di penghujung Maret, harga sudah sesuai ketentuan pemerintah, kami bisa segera melakukan penyerapan," kata Ramadin.

"Jadi kami masih menunggu harga turun. Karena harga beras saat ini juga trennya di harga Rp 10.200 sampai Rp 10.500 per kg di tingkat penggilingan," kata Ramadin.

Meski belum menyerap, ujar Ramadin, stok beras di gudang Bulog masih cukup aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat jelang Ramadhan dan Lebaran.

"Stok di 6 gudang Bulog masih cukup banyak. Ada 6.728 ton. Cukup untuk kebutuhan menyambut bulan puasa," pungkas Ramadin.

https://regional.kompas.com/read/2023/03/15/142219578/bulog-pekalongan-kesulitan-serap-gabah-petani-di-7-kabupaten-ini-alasannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke