SEMARANG, KOMPAS.com - Di antara banyaknya jajanan tempo dulu, gulali rambut nenek merupakan salah satu jajanan yang unik dan tak boleh dilewatkan.
Pasalnya, jajanan yang terbuat dari gula dan tepung ini, kini kian sulit ditemukan.
Di Kota Semarang, seorang warga Pindrikan Lor, Indah, merupakan salah satu penjual yang masih bertahan menjualkan gulali rambut nenek.
Baca juga: Resep Permen Gulali Rumahan, Pakai 5 Bahan
Jajanan khas Nusantara ini bisa ditemukan di rumah miliknya, tepatnya di Jalan Poncowolo Timur Raya, Nomor 449, Pindrikan Lor, Kota Semarang.
Pemilik Gulali Jaman Old, Indah, mengaku, peminat gulali rambut nenek saat ini kian menurun. Lantaran, perbedaan generasi dan tergerusnya kuliner tradisional oleh arus zaman.
Sehingga, dirinya hanya menjualkan gulali rambut nenek dengan sistem pemesanan, dan bertemu di tempat atau Cash on Delivery (COD).
"Dulu Bapak jual di Taman Indrapasta. Lalu kita sempat tutup, tapi di Instagram banyak yang nanyain kapan buka. Karena masih ada stok-nya, jadi kami bisa layani dengan sistem COD-an," jelas Indah saat ditemui Kompas.com, Rabu (8/3/2023).
Lebih jelas Indah mengatakan, Gulali Jaman Old miliknya ini menyediakan berbagai jenis varian rasa gulali. Ada rasa original, tiramisu, coklat, strawberry, durian, dan mangga.
Dirinya menyebut, sangat mudah untuk membuat gulali rambut nenek. Indah hanya memerlukan waktu 5 hingga 10 untuk memprosesnya.
Baca juga: Bantu Anak Penjual Gulali di Makassar, Kemensos Lakukan Asesmen Komprehensif
"Pertama, menyiapkan gula. Terus kita siapkan tepung untuk dicampur dengan gula. Lalu ditarik, jadilah seperti rambut," jelas Indah.
Hal itulah, imbuh Indah, yang membuat jajanan ini dinamai rambut nenek. Lantaran memiliki warna putih dari campuran tepung.
Tak perlu khawatir, tepung yang digunakan Indah ialah tepung yang sudah disangrai dengan vanili dan garam. Sehingga, aman dikonsumsi dan tidak berbahaya untuk perut.
"Kalau proses nyangrai tepung ini mungkin sekitar 15 sampai 30 menit," ungkap dia.
Di samping itu, Indah menjual Gulali Jaman Old ini dengan harga Rp 10.000 per porsi.
Baca juga: Puluhan Murid SD di Kudus Keracunan Usai Santap Jajanan Maklor, Jasuke dan Cilor
Biasanya, imbuh Indah, peminat jajanan zaman dulu (jadul) ini datang dari kalangan remaja dan dewasa.
"Kebanyakan yang beli remaja keatas. Yang mungkin dulu pernah makan, tapi sekarang sudah tidak ada yang jual. Kadang ada yang ngidam. Kalau anak-anak, itu dikenalkan orang tua," ucap dia.
Kendati demikian, Indah menuturkan, akan terus melestarikan jajanan manis satu ini untuk bernostalgia orang-orang generasi 90-an.
"Masih nyediain terus, kalau mau pesan, pasti saya info di Instagram. Dan juga masih ada langganan," pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.