Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosennya Dianiaya 7 Mahasiswa Kampus Lain, Poltekkes Pontianak: Kami Mengecam Tindakan Pelaku

Kompas.com - 07/03/2023, 12:22 WIB
Hendra Cipta,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

PONTIANAK, KOMPAS.com – Penyelidikan perkara penganiyaan terhadap TH (44), seorang dosen di Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), masih terus dilakukan.

Ketujuh pelaku memang sudah ditangkap, namun motif asmara di balik peristiwa tersebut masih dalam pengembangan pihak kepolisian.

Humas Poltekkes Pontianak Dahliansyah mengatakan, pihaknya telah melayangkan surat kepala Polresta Pontianak untuk mendapatkan informasi terkait kronologi kejadian serta motif yang menyebabkan tindakan tersebut.

“Poltekkes Kemenkes Pontianak akan mengambil tindakan setelah mendapatkan balasan resmi dari Polresta pontianak,” kata Dahliansyah, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (7/3/2023).

Baca juga: Cara 7 Mahasiswa Poltekkes Pontianak Culik dan Aniaya Dosen: Mengaku sebagai Polisi

Dahliansyah mengungkapkan, Poltekkes Kemenkes Pontianak akan mengambil tindakan tegas terhadap dosen tersebut sesuai dengan kesalahan yang diperbuat.

Penindakan akan dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Ditegaskan pula, ketujuh pelaku merupakan mahasiswa kampus lain, bukan dari mahasiswa Poltekkes Pontianak.

“Kami mengecam keras tindakan yang dilakukan pelaku, terlepas dari apapun penyebab kejadian tersebut, karena kami merupakan negara hukum, penyelesainnya bukan dengan cara kekerasan,” ujar Dahliansyah.

Sebagai informasi, ketujuh pelaku masing-masing berinisial Z (21), SSP (21), AS (20), DR (21), RFN (22), VY (21) dan GH (21).

Sedangkan korban TH masih dalam perawatan intensif di rumah sakit.

Kepolisian masih melakukan penyelidikan dengan memeriksa sejumlah saksi, termasuk seorang wanita, yang merupakan mahasiswi Poltekkes Pontianak berinisial A.

Wanita itu diduga terkait dengan kasus tersebut.

Kepala Satuan Reserde dan Kriminal Polresta Pontianak Kompol Tri Prasetyo mengatakan, peristiwa bermula di Jalan Lapan, Kecamatan Pontianak Utara, Kota Pontianak, Jumat (3/3/2023) sore.

 

Saat itu, korban bersama istrinya, tiba-tiba dihentikan para pelaku yang membawa mobil.

Para pelaku yang mengaku sebagai polisi kemudian memasukkan korban ke mobil mereka.

Tangan korban langsung diikat dengan borgol plastik. Sementara istri korban ditinggalkan di lokasi kejadian.

“Pelaku mengaku sebagai polisi dan memaksa korban untuk ikut dengan mereka,” ucap Tri.

Di dalam mobil para tersangka, korban dipukuli hingga mengakibatkan luka pada bibir, hidung patah, pipi dan mata sebelah kiri serta kening memar.

Baca juga: Kronologi Dosen Poltekkes Diculik 7 Mahasiswa di Pontianak, Korban Sempat Diborgol dan Dikeroyok hingga Babak Belur

Istri korban kemudian bergegas melaporkan kejadian itu ke pihak kepolisian.

Tri sampai saat ini belum menjelaskan secara detail terkait berapa lama korban dibawa oleh para pelaku. 

Dalam kasus tersebut, kepolisian mengamankan satu unit mobil warna hitam yang digunakan pelaku dan sebuah borgol plastik.

“Atas perbuatan tersebut, ketujuh tersangka dijerat Pasal 170 KUHP,” tutup Tri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Regional
Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Regional
Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Regional
Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Regional
Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Regional
Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Regional
Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Regional
Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Regional
Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Regional
Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Regional
Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Regional
Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com