MATARAM, KOMPAS.com - Kejadian seorang ibu melahirkan di jalan Desa Meang, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), menjadi sorotan setelah videonya menyebar di media sosial.
Kepala Dinas Kesehatan NTB, Lalu Hamzi Fikri menjelaskan, HPS (22), ibu yang melahirkan di jalan Desa Meang sempat dibawa ke klinik terdekat, yaitu Klinik Keluarga Medica di Jalan Raya Pengantap pada Minggu (19/2/2023) pukul 06.30 Wita, untuk diberikan pertolongan pertama.
Ibu tersebut melahirkan seorang bayi berjenis kelamin laki-laki dan sempat dirawat di klinik dengan kondisi BBLR (Bayi Berat Badan Rendah).
Baca juga: Duka Ibu di Lombok NTB, Terpaksa Melahirkan di Pinggir Jalan Desa hingga Bayinya Meninggal
Ibu dan bayi kemudian dirujuk ke RSUD Praya dan tiba di IGD dengan pengawalan dua petugas klinik.
"Pasien dirujuk karena bayi mengalami asfiksia berat (kondisi ketika bayi kekurangan oksigen sebelum,selama, dan setelah proses persalinan), kulit biru dan tidak menangis," terang Fikri dalam keterangan tertulis, Rabu (22/2/2023).
Baca juga: Warga Pedalaman Lombok Barat Ditandu 2,5 Kilometer Menuju Puskesmas, Lewati Perbukitan
Bayi malang tersebut kemudian dinyatakan meninggal dunia keesokan harinya, Senin (20/2/2023) sekitar pukul 15.00 Wita di Ruang NICU RSUD Praya.
Sedangkan, kondisi ibu saat ini dalam keadaan baik dan masih dalam masa pemulihan.
Fikri menyebutkan, kehamilan HPS kali ini adalah yang keempat dengan riwayat kehamilan tiga anak sebelumnya mengalami abortus atau keguguran.
Dinas Kesehatan Provinsi maupun Dinas Kesehatan Lombok Tengah memberi atensi terhadap insiden tersebut karena terjadi di tengah ikhtiar pemerintah dalam penurunan angka kematian ibu dan bayi.
"Kasus ini perlu atensi agar kasus serupa tidak terjadi, terutama dari aspek kesehatan, yakni mengenai kemudahan mengakses fasilitas kesehatan, atensi mengenai berbagai faktor risiko pada ibu hamil mulai dari fase sebelum hamil, masa kehamilan, melahirkan sampai pasca-melahirkan. Serta dari aspek di luar kesehatan yang masih berkaitan juga patut menjadi atensi bersama," terang Fikri.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.