SEMARANG, KOMPAS.com - Jika berkunjung ke Kota Semarang, belum lengkap rasanya jika belum datang ke Kafe Gethe.
Kafe yang disebut sebagai hidden gem anak-anak muda Semarang ini berada di tengah padatnya rumah penduduk, tepatnya di kawasan Kampung Sekayu, Kota Semarang.
Tampak depan, bangunan kafe ini hanya seperti sepetak rumah tua yang dihiasi aksesoris-aksesoris jadul. Ada lukisan, foto-foto lama yang menggantung, hingga lampu bohlam yang menerangi tiap sudut ruangan.
Baca juga: Mengintip Bumdes Megulungkidul, Beromzet Rp60 Juta Per Bulan dari Kafe dan Taman Anggur
Namun saat masuk ke dalam, pengunjung akan terpukau dengan makna yang terselip pada setiap perabot yang dipajang.
Pemilik Kafe Gethe, Ari Purbono, menuturkan, kedai sederhana miliknya itu memang dikonsep layaknya rumah kuno untuk bernostalgia mengenang kehidupan masa lalu.
Tidak hanya bangunannya, Kafe Gethe juga mengusung konsep zaman dulu pada cara penyajian, pembayaran, hingga penamaan menu makanan ataupun minumannya.
"Di sini memang sengaja konsepnya jadul, tidak ada televisi, wifi, kami juga tidak pakai transaksi digital. Bukannya anti modern, tapi saya ingin mengingatkan bahwa begitulah budaya kehidupan di masa lalu. Orang ngopi ya sambil ngobrol," tutur Ari kepada Kompas.com, Rabu (8/2/2023).
Di samping itu, Ari juga ingin mengenalkan Kampung Sekayu kepada siapapun yang berkunjung ke Kafe Gethe.
Menurut dia, Sekayu memiliki banyak cerita sejarah yang jarang diketahui khalayak luas. Sehingga, dirinya menyediakan sejumlah buku bacaan tentang Semarang, bahkan juga menempel kutipan dari seorang sastrawan Semarang, NH Dini.
Baca juga: Ada Kafe Kucing di Depok, Bisa Nongkrong Bareng Anabul
"Mengutip kata-kata NH Dini di bukunya berjudul Sebuah Lorong di Kotaku, yang memberi makna bahwa kita berada di tengah kampung yang problemnya banyak, tapi kita juga harus cinta dan peduli dengan kampung kelahiran NH Dini ini," jelas dia.
Di Kafe Gethe, pengunjung bisa memilih berbagai makanan ataupun minuman. Pada lembar menu, Ari menaruh sebutan makan dan minum dengan bahasa prokem Semarangan, yaitu Kahath yang berarti mangan (makan), Ngoce berarti ombe (minuman), dan Ciak untuk kudapan.
Dalam hal ini, Ari menawarkan menu-menu unik yang diracik oleh dia dan sang istri. Beberapa di antaranya, Wedang NH Dini, Kopi Mas Wali, Kopi Mbak Dewan, Jus Ngetham, Es Ngoce Sekayu, dan masih banyak lagi.
"Kalau kemarin yang sempet viral itu Wedang NH Dini, banyak yang cari. Itu seperti teh tapi dari bunga rosela," tutur Ari.
Uniknya, harga yang ditawarkan pada setiap menu juga cukup terjangkau, mulai dari Rp 8.000 hingga Rp 25.000.
Baca juga: 7 Kafe Hidden Gem di Jakarta Timur, Ada yang di Tepi Sungai
Salah satu pengunjung, Nurul Makiyah, mengaku, sangat senang bisa menemukan salah satu kafe hidden gem di Kota Semarang.
Selain harga yang terjangkau, Nurul menyebut, suasana di Kafe Gethe juga membawa vibes ketenangan.
"Baru tahu kalau ada kafe seunik dan senyaman ini. Harganya juga pas di kantong," ucap Nurul.
Dirinya menyebut, Kafe Gethe sangat rekomended bagi orang-orang yang ingin bersantai dan bercerita panjang bersama kawan-kawan.
"Recommended sekali. Karena di sini tidak ada wifi jadi kita bisa banyak ngobrol daripada main hp, atau buka laptop," pungkas dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.