MATARAM, KOMPAS.com - Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram Nusa Tenggara Barat (NTB) Usman Hadi meminta warga mewaspadai penyakit chikungunya yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes Albopictus.
Imbauan waspada ini setelah Dinas Kesehatan NTB merilis jumlah kasus suspek chikungunya di Provinsi tersebut mencapai 396 kasus sepanjang Januari ini.
"Meskipun kasus penyakit chikungunya belum ditemukan di Mataram, tapi kita harus waspada," kata Usman di Mataram, Selasa (7/2/2023), dikutip dari Antara.
Baca juga: 442 Kasus Chikungunya Ditemukan di Kota Bima, Tersebar di 5 Kecamatan
Menurut Dinkes NTB, sepanjang 2022 jumlah kasus suspek chikungunya terdeteksi sebanyak 1.675 kasus.
Usman mengatakan gejala chikungunya mirip dengan penyakit demam berdarah dengue (DBD) yakni badan demam, pusing, nyeri pada persendian, dan terjadi penurunan trombosit. Namun penurunan trombosit tidak serendah DBD.
Tekait dengan itu, lanjutnya, untuk mencegah chikungunya dan DBD masyarakat diimbau waspada dan peduli terhadap kebersihan lingkungan dengan menggencarkan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
"Baik chikungunya maupun DBD pencegahannya sama yakni kebersihan lingkungan," kata Usman Hadi.
Menyinggung kasus terakhir DBD di Kota Mataram, Usman mengatakan kasus DBD di Mataram pada Sabtu (4/2/2023) atau minggu ke lima tahun 2023 tercatat 7 kasus. Jumlah itu menurun dibandingkan minggu sebelumnya sebanyak 12 kasus.
"Total kasus DBD selama lima minggu di tahun 2023 tercatat sebanyak 52 kasus dan dua kasus masih dirawat inap," katanya.
Baca juga: Chikungunya Merebak di Ngawi, Dinkes: Ada 4 Desa yang Terjangkit
Usman menambahkan pihaknya berharap kasus DBD bisa terus turun seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dengan kebersihan lingkungan.
Apalagi jika terjadi perubahan cuaca yang tidak menentu bisa berpotensi munculnya jentik nyamuk penyebab DBD dan chikungunya.
"Kalau hujan terus menerus itu lebih baik karena jentik nyamuk akan terbawa arus," ujar Usman Hadi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.