Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Advokat Muda di Bengkulu Ajarkan Warga Olah Sampah, Kini Tak Perlu Lagi Tukang Sampah

Kompas.com - 03/02/2023, 08:01 WIB
Firmansyah,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BENGKULU, KOMPAS.com - Sejak beberapa bulan terakhir persoalan sampah menjadi hal pelik di Kota Bengkulu. Sejumlah kebijakan Pemkot Bengkulu diambil namun belum berbuah hasil.

Karut marut urusan sampah membuat Pemprov Bengkulu meminta Pemkot segera cari jalan keluar.

Gayung bersambut, pemkot membalas bahwa pemprov fokus saja dengan urusannya tak usah mencampuri wilayah kota. Pantun saling sindir berbalas tak berkesudahan. Saling sindir makin runcing ketika netizen ikut ambil bagian. Lengkap sudah saling menyalahkan.

Baca juga: Karut-marut Program Petani Milenial Jabar, Mau Untung Malah Buntung

Di tengah hiruk pikuk saling sindir Pemkot versus Pemprov, seorang pria muda yang berprofesi sebagai advokat, Delvi Indriadi (30), serius mengolah sampah.

Warga komplek RT 05 RW 05 Kelurahan Bentiring Permai/Sidodadi, Kota Bengkulu ini, mengolah sampah menjadi pupuk kompos, magot, dan kerajinan seperti kursi dari plastik air mineral, sandal, meja, dan hal lainnya yang bernilai ekonomis.

Pengolahan sampah ini dilakukan bersama warga di RT-nya baik kaum pria maupun perempuan.

Baca juga: Sidang Suap PMB Unila, Waketum MUI Disebut Titip 24 Calon Mahasiswa ke 6 Universitas lewat Ditjen Dikti

Sampah di tempat tinggal Delvi menjadi barang mewah. Warga bisa berebut sampah untuk diolah. Karena itu, nyaris tak ditemukan sampah di perumahan tersebut.

Awalnya warga berlangganan tukang angkut sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Namun kini, mereka berhenti berlangganan sampah.

"Warga RT kami sekarang rakus sampah. Semua sampah organik dan nonorganik diolah. Organik diolah jadi pupuk cair dan ternak magot. Sementara pupuk nonorganik diolah jadi meja, kursi, sandal dan lainnya layak jual. Jadi warga RT tidak lagi langganan tukang angkut sampah sekarang," ujar Delvi tertawa.

Delvi IndiardiKOMPAS.COM/FIRMANSYAH Delvi Indiardi

Delvi mengisahkan awal ia belajar mengolah sampah. Terjadi pada Juli 2022 dari rekannya seorang dosen yang lebih dulu giat mengelola sampah rumah tangga ditambah pengetahuan dari YouTube, ajaib ia berhasil ciptakan pupuk cair.

"Awalnya ada 25 kader warga yang ia ajarkan cara kelola sampah. Perlahan jumlah itu terus berkembang menular ke beberapa RT lain," ungkapnya.

Baca juga: Apdesi Bengkulu Selatan: Kami Tidak Antikritik, tetapi Caranya Apip Kurang Tepat

Pupuk cair olahan sampah organik Delvi saat ini belum dikomersilkan, namun warga membuat kebun bersama menanam cabai dan sayuran.

"Buah cabai dan sayurannya subur," ujar Delvi.

Selanjutnya hasil olahan sampah juga menghasilkan magot. Magot juga belum dikomersilkan namun dibagi gratis pada warga yang berternak unggas dan pembudidaya ikan air tawar. Sementara produk olahan sampah nonorganik banyak peminat.

"Sandal, meja, kursi, topi, tas dari sampah nonorganik terutama sampah botol air mineral laris manis dibeli masyarakat," jelas Delvi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com