Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

12 Meninggal akibat DBD, Pemkab Bima Bahas Penetapan Status KLB

Kompas.com - 02/02/2023, 14:35 WIB
Junaidin,
Krisiandi

Tim Redaksi

BIMA, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), tengah membahas penetapan status Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Langkah tersebut diambil mengingat tingginya kasus kematian anak akibat DBD selama Januari 2023 kemarin.

"Saya lagi di ruang asisten bahas soal penetapan KLB demam berdarah," kata Kepala Bidang Penyehatan dan Pengendalian Penyakit Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan (Dinkes) Bima, Alamsyah saat dikonfirmasi, Kamis (2/2/2023).

Baca juga: Kasus DBD di Bima Bertambah Jadi 90 Kasus, 7 di Antaranya Meninggal

Dengan penetapan status KLB DBD diharapkan ada upaya intervensi lebih oleh semua pihak, mulai dari penanganan pasien di rumah sakit hingga pencegahan di lapangan.

Alamsyah belum bisa menyampaikan data tambahan warga yang terjangkit penyakit menular tersebut di Bima.

Sementara itu, Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokopim) Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Bima, Suryadin mengatakan, tenaga kesehatan di 18 kecamatan kini tengah mengintensifkan upaya pencegahan.

Mereka juga melakukan penelusuran di daerah dengan temuan kasus kematian anak akibat DBD.

"Tracing ini untuk mendeteksi secara dini kasus DBD. Misalnya ada korban, mereka langsung cepat ditangani oleh tim medis," ujarnya.

Menurut dia, langkah paling efektif dalam memutus rantai kasus yang sudah menelan banyak korban jiwa ini, salah satunya dengan menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

Masyarakat juga harus mulai aktif secara mandiri melakukan upaya pemberantasan sarang nyamuk, seperti menguras dan mengubur titik genangan air hujan.

"Lakukan pemberantasan sarang nyamuk supaya penularan kasus ini bisa kita minimalisir," kata Suryadin.

Baca juga: Selama Januari 2023, Ada 75 Kasus DBD di Bima, 5 Orang Meninggal

Sebelumnya, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Bima mengonfirmasi penambahan kasus kematian anak akibat DBD.

Selama Januari 2023 kemarin, tercatat 12 orang anak dinyatakan meninggal dunia saat menjalani perawatan intensif di rumah sakit per Rabu (1/2/2023).

Sucipto mengatakan, dari 12 anak yang dinyatakan meninggal itu, sembilan orang berdomisili di Kabupaten Bima. Sementara tiga orang lainnya berasal dari beberapa kelurahan di Kota Bima.

Menurut dia, korban meninggal karena saat dirujuk oleh puskesmas kondisi kesehatannya sudah sangat kritis, seperti syok dan tekanan darah menurun.

"Datang sudah dalam kondisi syok dan turun tekanan darahnya. Kalau sudah syok sulit untuk dikembalikan ke situasi normal," ujarnya.

Baca juga: Kasus Kematian Anak akibat DBD di Bima Bertambah Jadi 12 Orang

Dengan adanya tambahan 12 kasus kematian ini maka total pasien DBD yang ditangani selama Januari 2023 ada 123 orang.

Sebanyak 21 orang di antaranya masih menjalani perawatan di rumah sakit, sedangkan 90 orang sudah sembuh dan 12 orang dinyatakan meninggal dunia.

"Rinciannya 53 orang pasien dari Kota Bima, 70 orang dari Kabupaten Bima. Itu yang kita tangani semua di rumah sakit, belum termasuk di puskesmas," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Regional
Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Regional
Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Regional
Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Regional
Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Regional
[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

Regional
Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat 'Video Call' Ibunda

Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat "Video Call" Ibunda

Regional
Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Regional
Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com