Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah SM, Banting Setir Bikin Keset Hidupi 3 Anak hingga Sempat Diminta Cerai Mertua Setelah Suami Terjerat Terorisme

Kompas.com - 01/02/2023, 08:47 WIB
Labib Zamani,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

 

Warung makan sepi

Tetapi, sejak sang suami ditangkap Densus 88 karena terorisme, warung makan menjadi sepi pembeli karena takut. SM terpaksa menutup warung makannya.

SM juga mendapat tanggapan kurang menyenangkan dari masyarakat sekitar.

Selama tiga hari pascapenangkapan suaminya, banyak warga yang menggunjing keluarganya.

"Satu hari sampai tiga hari itu kalau saya keluar rumah mereka (masyarakat) pada lihatin, pada bisik-bisik gitu. Tapi, ya sudahlah sama mah orangnya cuek," ujar dia.

Tidak hanya itu. Mertuanya juga sempat meminta SM bercerai dengan S yang sedang berada di dalam penjara.

Namun, SM tetap pada pendiriannya mempertahankan keutuhan keluarga.

"Saya bilang ke mertua. Saya menikah lagi enggak menyelesaikan masalah, malah tambah masalah. Ya sudahlah tak terima saja. Dijalani, sama nunggu Bapak e pulang (bebas)," ungkap dia.

Baca juga: Operasi Lilin Lodaya 2023, Ridwan Kamil: Terorisme di Polsek Astanaanyar Tak Boleh Terjadi Lagi

Seiring dengan berjalannya waktu, SM membiasakan diri dengan keadaan.

SM kembali melakukan aktivitas seperti masyarakat pada umumnya.

"Sebelum Bapak diambil kan saya jualan. Akhirnya, dipending dulu tidak jualan. Masalahnya waktu itu dicoba jualan tidak ada yang berani beli," ungkap dia.

Banting setir jahit keset

Setelah menutup warungnya karena sepi, SM harus banting setir menjadi penjahit keset dari bahan perca.

Pekerjaan ini dia lakoni selama suaminya berada di dalam penjara.

"Ya sudahlah banting setir kembali ke kerjaan dari awal. Saya jahit keset dari bahan perca. Saya jahitnya di rumah. Kita beli bahan ke tempat pengepul terus kalau surah jadi terus disetorkan ke dia (pengepul)," kata SM.

SM mengungkapkan, dalam sehari dirinya bisa membuat hingga 20 biji keset atau satu kodi. Target tersebut dia kerjakan mulai dari pagi hingga malam hari.

"Hasilnya enggak tentu sih. Ya kadang kita mengejar target aja sampai malam juga. Sehari bisa 10 biji keset. Tapi, kebanyakan lebih hampir sekodi," terang dia.

Menurut SM, untuk satu kodi keset yang dia buat dihargai Rp 65.000 hingga Rp 70.000. Uang hasil dari membuat keset itu diberikan setiap sepekan sekali.

"Kalau lembur sampai malam. Masalahnya kalau pagi sudah tidak ada kegiatan. Nganter sekolah anak. Anak kebetulan pulang sore habis asar. Habis jemput mengurus anak terus beres-beres rumah. Malam dari pada ngapain sambil dampingin anak belajar bikin keset," sambung dia.

Baca juga: Gibran Cerita Sampaikan Pembangunan Jalan Tol Lingkar Solo Mulai 2025, Bupati Sukoharjo dan Klaten Belum Setuju

Meski penghasilannya tak seberapa, SM tetap bersyukur. SM harus pandai mengatur keuangan selama suami di penjara.

Selain untuk kebutuhan sehari-hari di rumah, sebagian uang hasil dari menjahit dia gunakan untuk biaya sekolah anaknya di pondok pesantren (ponpes).

"Cukup enggak cukup harus dicukupin. Mau gimana lagi," ungkap SM.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Regional
Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Regional
6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com