Meski suami dipenjara, kata SM, komunikasi terus dilakukan.
Selain melalui jaringan telepon, sesekali SM dan anaknya menjenguk secara langsung S ke lapas.
"Kalau ada kesempatan atau waktu buat telepon Bapak mesti telepon. Saya jenguk Bapak pas di Sukabumi pas mau pulang. Itu pun kalau anak nomor dua tidak minta jenguk Bapaknya, saya tidak ke sana," terang dia.
Adapun yang membuat SM sedih adalah ketika anak perempuannya menikah.
Pernikahan anak pertamanya tersebut tanpa kehadiran S karena masih menjalani hukuman di penjara.
Karena tidak bisa mendampingi pernikahan anaknya, S yang berada di penjara mengirimkan surat kuasa kepada adiknya untuk menjadi wali nikah anaknya.
Pernikahan anak pertama S juga tidak dihadiri keluarga dari pihak mempelai laki-laki.
Ketidakhadiran orangtua mempelai laki-laki tersebut karena tahu S terlibat kasus terorisme.
"Besan pas nikahan itu tidak datang. Yang datang cuma adiknya sama om-nya satu," ujar dia.
SM bersyukur suaminya S kini telah bebas dan berkumpul kembali bersama keluarga.
Dia pun berharap ada hikmah di balik peristiwa tersebut.
"Harapan saya semoga kejadian dulu jangan diulang lagi," ucap SM.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.