KUPANG, KOMPAS.com - Siswa Sekolah Dasar asal Kecamatan Amarasi Selatan Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Caersar Archangels Hendrik Meo Tnunay (7) menjadi juara pertama kompetisi sempoa dunia, International Abacus World Competition 2022.
Sang ibu, Nuryati Seran, mengisahkan awal mula putranya yang akrab disapa Nono tersebut tertarik belajar ilmu Matematika.
"Anak saya ini suka belajar Matematika sejak berumur lima tahun," kata Nuryati, kepada sejumlah wartawan, Kamis (19/1/2023).
Baca juga: Nono, Siswa SD Asal Kupang yang Raih Juara 1 Kompetisi Matematika Dunia, Idolakan Elon Musk
Nono, lanjut Nuryati, terinspirasi dengan sosok ahli Fisika dan Matematika Yohanes Surya. Sejumlah buku tulisan ahli Matematika itu pun 'dilahap' oleh Nono.
"Anak saya ini (Nono) sangat terinspirasi belajar Matematika dari Profesor Yohanes Surya yang menemukan rumus gasing," ungkap Nuryati.
Awalnya kata Nuryati, Nono mengambil buku kelas III. Pada bagian sampul buku tersebut, Nono menemukan gambar Yohanes Surya.
Baca juga: Kronologi Pengendara Motor Meludah ke Arah Polisi di Kupang, Bermula Teguran karena Tak Berhelm
Melihat anaknya membaca buku itu, Nuryati lalu memberitahukan kalau Yohanes adalah pengajar ilmu Matematika dan fisika yang andal.
Sejak saat itu, Nono langsung tertarik membaca buku-buku yang berisi materi Matematika.
Nuryati yang berprofesi sebagai guru menjelaskan di rumah mereka, banyak buku pelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Bahkan, Nono tak sungkan-sungkan untuk menanyakan hal baru yang belum diketahuinya.
Semua pertanyaan Nono berusaha ia jawab dengan tenang dan sabar, hingga Nono pun mengerti.
Baca juga: 48 Ternak Babi di Kupang Mati Mendadak, 1 Sampel Positif ASF
Nuryati dan suaminya Raflim Meo Tnunai, merasa bangga, anaknya bisa meraih prestasi di tingkat dunia.
Dia berharap, ilmu yang dimiliki Nono bisa bermanfaat untuk putranya tersebut.
Sebelumnya, Nono menerima penghargaan juara 1 kompetisi Matematika internasional tersebut di Kantor Gubernur NTT, Selasa (10/1/2023).