BULUNGAN, KOMPAS.com – Unit Reskrim Polres Bulungan, Kalimantan Utara, masih terus melakukan penyelidikan terhadap kasus longsornya salah satu lubang galian tambang emas ilegal di KM 15 Sekatak, yang menewaskan dua orang pada Senin (9/1/2023) lalu.
Kasat Reskrim Polres Bulungan, Iptu Khomaini mengatakan, sejauh ini, Polisi masih meminta keterangan lima orang saksi.
"Kita sudah memeriksa lima saksi yang terlibat proses evakuasi korban tewas akibat lubang galian tambang yang longsor. Untuk para penambangnya, kita belum mintai keterangan," ujarnya, dihubungi Rabu (18/1/2023).
Baca juga: Telan 2 Korban Jiwa, Tambang Emas Ilegal Sekatak Dibongkar Polisi
Namun demikian, petugas sudah mengantongi nama pemodal dari aktivitas ilegal tersebut. "Info yang kami peroleh di lapangan, pemodalnya berasal dari Jawa Barat. Kita masih dalami identitas yang bersangkutan," imbuhnya.
Khomaini belum bersedia menyebutkan nama, atau pun sejauh mana peran dari pemodal tersebut. Bagaimana bisa ia berinvestasi di lokasi tambang illegal, dan sudah berapa banyak keuntungan yang dihasilkan.
"Berapa banyak emas yang didapat, kita belum sampai arah sana (penyelidikannya). Tapi aktivitas penambangan ilegal di lokasi yang menewaskan dua korban, sudah terjadi sekitar setahun," jawabnya.
Polisi juga segera memanggil para penambang, dan meminta keterangan lebih rinci, terkait tambang, maupun kronologis kasus longsor yang terjadi.
"Kita berencana meminta pendapat ahli pidana berkaitan dengan pandangan dan jeratan hukum dalam kasus yang sedang didalami ini," kata Khomaini.
Sebelumnya, salah satu lubang galian di lokasi tambang emas ilegal di KM 15 Kecamatan Sekatak, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, longsor dan menelan korban jiwa, Senin (9/1/2023).
Dua korban tewas tertimbun masing-masing, seorang warga sipil bernama R (49) dan korban lain, bernama K, yang diinformasikan sebagai anggota TNI dari Denpom VI/3 Bulungan, berpangkat Pratu.
Keduanya berhasil ditemukan pada Selasa (10/1/2023) sekitar pukul 01.00 Wita, dan dievakuasi ke Puskesmas, sekaligus untuk visum et repertum.
Belum ada penjelasan lebih jauh, terkait keberadaan anggota TNI di lokasi tambang emas ilegal tersebut.
Kasus ini pun menjadi atensi Kodam VI/Mulawarman, yang langsung menurunkan tim untuk menginvestigasi kebenaran informasi adanya anggota TNI yang tewas di areal tambang ilegal.
Baca juga: TNI Investigasi Dugaan Anggotanya Tewas di Tambang Emas Ilegal Sekatak
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.