KLATEN, KOMPAS.com - Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah bakal menjadi salah satu dari tiga kecamatan yang bakal terkena dampak pembangunan jalan tol lingkar Timur-Selatan Kota Solo.
Padahal, Delanggu selama ini terkenal sebagai sentra beras lokal yang pulen. Misalnya varietas Mentik Wangi yang asli dari wilayah tersebut.
Diketahui, pembangunan jalan tol ini akan melewati Kecamatan Delanggu, Kecamatan Polanharjo dan Kecamatan Wonosari.
Baca juga: 2 Bupati Tolak Pembangunan Tol Lingkar Solo, Gibran Bilang Begini
Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Klaten pun menolak rencana pembangunan proyek strategis nasional (PSN) tersebut. Ketua KTNA Klaten Maryanto mengatakan pembangunan jalan tol lingkar Timur-Selatan Kota Solo akan berdampak pada pertanian lestari di Klaten.
"Perlu diketahui bahwa lahan pertanian lestari di Klaten sudah ditetapkan dengan Perda. Sehingga apapun sebutannya tidak bisa diganggu perubahan kepentingan lain. Walaupun tanda petik ini untuk kepentingan negara atau publik," kata Maryanto kepada Kompas.com, Selasa (3/1/2023).
Maryanto mengatakan bahwa pembangunan jalan tol Solo-Yogyakarta yang melewati Kabupaten Klaten sudah membebaskan banyak lahan pertanian lestari.
Pihaknya khawatir jika lahan pertanian semua dibebaskan untuk pembangunan jalan tol maka akan mengganggu keberlangsungan ketahanan pangan.
"Kalau masih mau ditambah, ini akan mengkhawatirkan terhadap kelangsungan ketahanan pangan. Tidak hanya untuk saat ini orangtua, tapi bagaimana anak, cucu keturunan kita nanti. Karena menurut saya lahan itu tetap tapi jumlah penduduk akan bertambah. Mereka butuh ketahanan pangan," ungkap dia.
Diketahui sebelumnya, sebanyak 50 desa di 11 kecamatan, di Kabupaten Klaten terdampak pembangunan Tol Yogyakarta-Solo. Adapun rinciannya, Desa Mendak dan Sidomulyo di Kecamatan Delanggu. Lalu Desa Kranggan, Sidoharjo, Keprabon, Polan, Kahuman, Kapungan, dan Glagahwangi di Kecamatan Polanharjo.
Kemudian Desa Kuncen, Kecamatan Ceper. Selanjutnya Desa Barenglor, Gergunung, Jebugan, di Kecamatan Klaten Utara. Lalu Desa Ngabeyan, Brangkal, Beku,Tarubasan, Jungkare, Kadirejo di Kecamatan Karanganom.
Selanjutnya Desa Kwaren, Majungan, Pepe, Tempursari, Kahuman, Ngawen, Senden, Gatak, Duwet, di Kecamatan Ngawen. Lalu Desa Malangjiwan, Karangduren, Mendem di Kecamatan Kebonarum. Kemudian Desa Karangnongko, Demakijo, Jagalan, Gumul di Kecamatan Karangnongko.
Lalu Desa Tambakan, Tangkisan, Prawatan, Somopuro, Joton, Wonoboyo, Granting, Dompyongan, di Kecamatan Jogonalan. Kemudian Desa Borangan, Barukan, Nangsri, Taskombang, di Kecamtan Manisrenggo. Terakhir, Desa Joho, Kebondalem Lor, Kokosan, di Kecamatan Prambanan.
"Sekali lagi kami KTNA Klaten menolak rencana pembangunan tol lingkar Timur-Selatan Solo. Apapun alasan baik itu ekonomi, maupun itu jangka panjang atau lainnya," katanya.
Maryanto mengatakan lahan sawah lestari di Klaten ada sekitar 33.000 hektar. Dari jumlah itu sebagian di antaranya sudah terkena dampak pembangunan jalan tol Solo-Yogyakarta. Sehingga jumlahnya terus berkurang.
Menurutnya, Klaten selama ini menjadi penyangga pangan Jawa Tengah maupun nasional bersama Sukoharjo, dan Sragen.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.