Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Tol Yogyakarta-Solo, Sawah Lestari di Klaten Bakal Terdampak Tol Lingkar Solo, Beras Rojolele Terancam

Kompas.com - 03/01/2023, 17:58 WIB
Labib Zamani,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com - Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah bakal menjadi salah satu dari tiga kecamatan yang bakal terkena dampak pembangunan jalan tol lingkar Timur-Selatan Kota Solo.

Padahal, Delanggu selama ini terkenal sebagai sentra beras lokal yang pulen. Misalnya varietas Mentik Wangi yang asli dari wilayah tersebut.

Diketahui, pembangunan jalan tol ini akan melewati Kecamatan Delanggu, Kecamatan Polanharjo dan Kecamatan Wonosari.

Baca juga: 2 Bupati Tolak Pembangunan Tol Lingkar Solo, Gibran Bilang Begini

Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Klaten pun menolak rencana pembangunan proyek strategis nasional (PSN) tersebut. Ketua KTNA Klaten Maryanto mengatakan pembangunan jalan tol lingkar Timur-Selatan Kota Solo akan berdampak pada pertanian lestari di Klaten.

"Perlu diketahui bahwa lahan pertanian lestari di Klaten sudah ditetapkan dengan Perda. Sehingga apapun sebutannya tidak bisa diganggu perubahan kepentingan lain. Walaupun tanda petik ini untuk kepentingan negara atau publik," kata Maryanto kepada Kompas.com, Selasa (3/1/2023).

Sudah terdampak pembangunan tol Yogyakarta-Solo

Maryanto mengatakan bahwa pembangunan jalan tol Solo-Yogyakarta yang melewati Kabupaten Klaten sudah membebaskan banyak lahan pertanian lestari.

Pihaknya khawatir jika lahan pertanian semua dibebaskan untuk pembangunan jalan tol maka akan mengganggu keberlangsungan ketahanan pangan.

"Kalau masih mau ditambah, ini akan mengkhawatirkan terhadap kelangsungan ketahanan pangan. Tidak hanya untuk saat ini orangtua, tapi bagaimana anak, cucu keturunan kita nanti. Karena menurut saya lahan itu tetap tapi jumlah penduduk akan bertambah. Mereka butuh ketahanan pangan," ungkap dia.

Diketahui sebelumnya, sebanyak 50 desa di 11 kecamatan, di Kabupaten Klaten terdampak pembangunan Tol Yogyakarta-Solo. Adapun rinciannya, Desa Mendak dan Sidomulyo di Kecamatan Delanggu. Lalu Desa Kranggan, Sidoharjo, Keprabon, Polan, Kahuman, Kapungan, dan Glagahwangi di Kecamatan Polanharjo.

Kemudian Desa Kuncen, Kecamatan Ceper. Selanjutnya Desa Barenglor, Gergunung, Jebugan, di Kecamatan Klaten Utara. Lalu Desa Ngabeyan, Brangkal, Beku,Tarubasan, Jungkare, Kadirejo di Kecamatan Karanganom.

Selanjutnya Desa Kwaren, Majungan, Pepe, Tempursari, Kahuman, Ngawen, Senden, Gatak, Duwet, di Kecamatan Ngawen. Lalu Desa Malangjiwan, Karangduren, Mendem di Kecamatan Kebonarum. Kemudian Desa Karangnongko, Demakijo, Jagalan, Gumul di Kecamatan Karangnongko.

Baca juga: Tolak Pembangunan Tol Lingkar Solo, Bupati Klaten: Anak Cucu Kita Nanti Mau Makan Apa kalau Sawah untuk Tol Terus

Lalu Desa Tambakan, Tangkisan, Prawatan, Somopuro, Joton, Wonoboyo, Granting, Dompyongan, di Kecamatan Jogonalan. Kemudian Desa Borangan, Barukan, Nangsri, Taskombang, di Kecamtan Manisrenggo. Terakhir, Desa Joho, Kebondalem Lor, Kokosan, di Kecamatan Prambanan.

"Sekali lagi kami KTNA Klaten menolak rencana pembangunan tol lingkar Timur-Selatan Solo. Apapun alasan baik itu ekonomi, maupun itu jangka panjang atau lainnya," katanya.

Beras Rojolele dan Mentik Wangi terancam

Maryanto mengatakan lahan sawah lestari di Klaten ada sekitar 33.000 hektar. Dari jumlah itu sebagian di antaranya sudah terkena dampak pembangunan jalan tol Solo-Yogyakarta. Sehingga jumlahnya terus berkurang.

Menurutnya, Klaten selama ini menjadi penyangga pangan Jawa Tengah maupun nasional bersama Sukoharjo, dan Sragen.

"Ditunjuk penyangga itu punya indikator yang tidak mudah. Artinya kalau Klaten berpikir egois hasil panen Klaten itu cukup melimpah untuk warga Klaten. Karena kita bicaranya regionalnya Jawa Tengah, nasionalnya Indonesia, kita berpikir kepada saudara kita yang lain yang tidak bisa menghasilkan padi," terang dia.

Baca juga: Tak Setuju Pembangunan Jalan Tol, Bupati Karanganyar Sebut Bisa Matikan Ekonomi Masyarakat

Tak hanya itu, kawasan yang bakal terkena dampak pembangunan jalan tol lingkar Timur-Selatan Solo yakni Delanggu, Polanharjo dan Wonosari selama ini terkenal sebagai ikon Klaten. Wilayah tersebut terkenal sebagai penghasil beras Rojolele.

Padi varietas Rojolele dalam setahun hanya dua kali panen karena lamanya usia padi. Usia Rojolele ini bisa lima sampai enam bulan. Sementara untuk Srinuk dalam setahun bisa tiga kali panen.

"Di Klaten ikon pertama adalah Rojolele yang sudah terkenal secara nasional. Pengembangan Rojolele Klaten juga membuat yang terbaru Rojolele Srinuk dan Srinar," ungkapnya.

Bahkan menurutnya Rojolele Srinuk merupakan beras premium dan harganya cukup mahal.

"Sebagai bentuk partisipasi masyarakat atau petani Bupati membuat regulasi. Karena srinuk kalau dijual dipasaran harganya di atas premium sehingga Bupati membuat regulasi Perbup mewajibkan semua PNS mengkonsumsi srinuk setiap bulannya 10 kg. Dan ini ditangani tiga unit usaha. Salah satunya perusda," terangnya.

Baca juga: Jalan Prambanan-Wonosari Ditargetkan Selesai Tahun 2024, Sultan Sebut Terhubung dengan Tol Yogyakarta-Solo

Selain itu, di Klaten juga terkenal dengan beras lokal yakni Mentik Wangi, Pandan Wangi, dan Terto Wangi. Padi-padi tersebut semuanya merupakan varietas lokal.

"Justru seperti Mentik Wangi itu bibit lokal dari nenek moyang kita dulu di Klaten. Ini sebenarnya tidak kalah dengan Rojolele Srinuk cuma menang di kebijakan dan propaganda. Kalau Rojolele Srinuk Pemda pakai semua. Kalau Mentik Wangi itu umum sifatnya orang-orang tertentu," jelas Matyanto.

Dia pun khawatir pembangunan tol lingkar Timur-Selatan Solo itu akan membuat Rojolele terancam. Apalagi padi Rojolele ini hanya bisa ditanam di lahan tertentu dengan kadar air mineral yang cukup seperti di Delanggu, Polanharjo dan Wonosari.

"Rojolele yang akan punah. Karena sudah tidak ada dukungan. Karena satu berhubungan dengan tekstur tanah. Dua berhubungan dengan air mineral. Di situ kan dekat dengan Umbul Polanharjo, Cokro, Janti itu kan air mineralnya bagus. Sehingga hampir mayoritas Delanggu, Wonosari, Polanharjo itu kan pengairannya dari umbul sehingga kadar mineralnya tinggi," kata Maryanto.

Bupati Klaten tak setuju

Maryanto meminta pihak-pihak terkait rencana pembangunan jalan tol lingkar timur-selatan Solo itu untuk bertemu dengan para petani. Ia meminta supaya membicarakan rencana pembangunan itu langsung kepada para petani.

"Bupati dalam hal ini sudah mewakili rakyat Klaten sudah tegas juga tidak setuju dan keberatan. Itu masih bahasa halus Ibu Bupati, tapi bahasa Ketua KTNA menolak. Kami akan melakukan suatu perlawan akan menggerakkan semua petani Klaten," jelas dia.

Sebelumnya, Bupati Klaten Sri Mulyani mengatakan tidak setuju dengan rencana pembangunan tol proyek strategi nasional (PSN) lingkar Timur-Selatan Kota Solo karena menggunakan sawah lestari.

"Saya tidak setuju. Karena pertimbangan bahwa tol PSN yang saat ini direncanakan dibangun ini kan sudah menggunakan sawah lestari atau pertanian 300 hektar," katanya.

Baca juga: Pemerintah DIY Temukan 7 Bidang Tanah Tak Bertuan yang Terdampak Pembangunan Jalan Tol Yogyakarta-YIA

Menurut dia, rencana pembangunan tol lingkar timur-selatan Kota Solo akan mengurangi sawah pertanian lagi.

"Sehingga, kasihanlah anak cucu kita. Anak cucu kita nanti mau makan apa kalau sawah pertaniannya dipakai untuk tol terus," ungkap Sri Mulyani.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Klaten, Widiyanti mengatakan, ada sekitar 30 hektar lahan pertanian di Klaten yang bakal terkena dampak dari pembangunan jalan tol lingkar Timur-Selatan Kota Solo.

"Ini kan belum ditetapkan. Jadi kami kan istilahnya kami berdasarkan rapat sudah menginformasikan kalau daerah sumber sawah. Paling utama sumber sawah di sana. Hampir sebagian besar lahan persawahan," kata Widiyanti dikonfirmasi, Selasa (3/1/2023).

Widiyanti menyampaikan berdasarkan informasi bahwa lahan persawahan yang bakal terkena dampak pembangunan jalan tol lingkar Timur-Selatan Kota Solo berada di tiga kecamatan yakni Polanharjo, Delanggu dan Wonosari.

"Tapi desanya fix-nya nanti baru setelah ada tindak lanjutnya bisa disampaikan data detailnya," kata dia.

Menurut dia lahan persawahan yang bakal kena dampak pembangunan jalan tol lingkar timur-selatan Kota Solo ini setiap tahunnya bisa menyumbang produksi 330 ton beras.

Sehingga dengan adanya dampak pembangunan jalan tol lingkar timur-selatan Kota Solo maka diperkirakan produksi beras di Klaten bakal berkurang.

"Tapi nanti dampaknya kan kita hitung sejauh mana, solusinya seperti apa kan nanti kita hitung kalau sudah pasti. Jangan sampai kita hiruk pikuk," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Regional
Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Regional
Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Regional
Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Regional
Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Regional
Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com