Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suku Bajo: Kehidupan, Ciri-ciri, dan Tempat Tinggal

Kompas.com - 22/12/2022, 18:38 WIB
Dini Daniswari

Editor

KOMPAS.com - Suku Bajo adalah salah suku yang kehidupannya erat berkaitan dengan laut. Suku Bajo tersebar di Indonesia dan Asia Tenggara

Masyarakat Suku Baju terkenal dengan keahliannya sebagai penyelam. Mereka dapat menyelam hingga kedalaman 70 meter dengan sekali tarikan nafas.

Satu-satunya alat bantuk untuk menyelam hanya kaca mata renang yang terbuat dari kayu untuk mencegah air masuk ke mata.

Kehidupan suku Bajo yang unik ditambah keindahan lautan Indonesia menginspirasi dalam pembuatan film.

Film Avatar The Way of Water besutan sutra dara James Cameron terinspirasi dari Kehidupan Suku Bajo dan keindahan lautan Indonesia.

Untuk mengenal Suku Bajo, berikut ini adalah kehidupan, ciri-ciri, dan tempat tinggal Suku Bajo.

Suku Bajo

Ciri-ciri Suku Bajo

Suku Bajo terkenal sebagai pengembara laut. Mereka mengembara bermodalkan perahu kuno tanpa peralatan moderen dan hanya mengandalkan posisi bintang.

Baca juga: Mengenal Suku Bajo di Indonesia, Jadi Inspirasi Film Avatar The Way of Water

Zaman dahulu, suku Bajo hidup di atas perahu atau nomaden. Saat ini, banyak yang memiliki rumah di atas laut dangkal sebagai tempat tinggal.

Lalu lintas masyarakat Suku Bajo yang menggunakan perahu dengan latar belakang hutan mangrove yang mereka kelolaKOMPAS.COM/ROSYID AZHAR Lalu lintas masyarakat Suku Bajo yang menggunakan perahu dengan latar belakang hutan mangrove yang mereka kelola

Umumnya, suku Bajo bermata pencaharian menangkap ikan atau memanfaatkan sumber daya laut dengan teknologi sederhana.

Bagi suku Bajo, laut adalah kehidupan mereka. Bahkan beberapa diantara mereka merasa pusing kepala jika tidak mendengar gemuruh ombak. Ungkapan tersebut menandai bahwa mereka sulit terpisah dari laut.

Mereka berprinsip bahwa pinde kulitang kadare, bone pinde sama kadare yang berarti memindahkan orang Bajo ke darat sama halnya memindahkan penyu ke darat.

Perkampungan suku Bajo umumnya berada di pesisir dan menjorok hingga perairan dangkal. Suku Bajo dan cenderung masyarakat yang berpindah-pindah.

Baca juga: Jadi Inspirasi Avatar 2, Ini 6 Fakta Suku Bajo Si Penjelajah Laut

Jika potensi lautan di suatu wilayah berlimpah, mereka akan menetap dengan membangun pondok-pondok sebagai tempat berteduh saat cuaca buruk dan tempat mengolah hasil tangkapan.

Ciri khas lainnya, suku Bajo terkenal ahli mengarungi lautan dan menjelajah samudera, selain pandai menyelam.

Kehidupan Suku Bajo

Alat transportasi Suku Bajo adalah perahu yang juga digunakan untuk mencari nafkah. Kebanyakan suku Bajo bermata pencaharian sebagai nelayan.

Mereka mencari ikan dengan cara-cara tradisional, seperti memancing, menggunakan kail, menjaring, dan juga memanah.

Kemudian, hasil tangkapannya dijual kepada masyarakat di sekitar pesisir atau pulau terdekat.

Selain mencari ikan, masyarakat Suku Bajo juga belajar budidaya komoditas bahari lainnya, seperti lobster, udang, dan ikan kerapu.

Saat ini, banyak Suku Bajo yang bersekolah hingga ke jenjang perguruan tinggi. Hal ini menandakan adanya kesadaran masyarakat Suku Bajo akan pentingnya pendidikan.

Tempat Tinggal Suku Bajo

Permukiman Suku Bajo di Desa Torosiaje yang berada 500 meter di lepas daratan Sulawesi. Desa di atas laut ini dihuni ribuan jiwaKOMPAS.COM/ROSYID AZHAR Permukiman Suku Bajo di Desa Torosiaje yang berada 500 meter di lepas daratan Sulawesi. Desa di atas laut ini dihuni ribuan jiwa

Suku Bajo tersebar di sejumlah wilayah baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Suku Bajo di Indonesia tersebar di Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara timur, dan Wilayah lainnya.

Sedangkan, Suku Bajo di luar negeri antara lain terdapat di lautan Malaysia, Filipina, dan Thailand.

Rumah suku Bajo berupa rumah panggung dengan tiang kayu, lantai papan, dan beratapkan rumbia.

Rumah tersebut terletak di pesisir laut dan sebagian menjorok ke laut.

Pada perkembangannya, sebagian suku Bajo juga bertempat tinggal di darat.

Lokasi yang dipilih adalah yang memenuhi persyaratan pemukiman, seperti tidak jauh dari sumber air bersih maupun tidak jauh dari pemasaran hasil tangkapan.

Baca juga: Napak Tilas Sejarah Kejayaan Maritim dan Rempah Suku Bajo

Suku Bajo mulai memiliki rumah permanen dan meninggalkan tempat tinggal di atas laut.

Kondisi ini mengubah dalam dari sisi budaya, komunikasi, dan bentuk-bentuk pergaulan yang semakin hari budaya Bajonya mulai pudar.

Mereka mulai terkontaminasi dengan kehidupan moderen dan perkembangan zaman. Masyarakat Bajo juga memiliki alat hiburan elektronik, seperti tv maupun handphone.

Mata pencaharian mulai merambah ke sektor pertanian meskipun tidak sepenuhnya meninggalkan sektor kelautan.

Sumber:

indonesia.go.id

siat.ung.ac.id

ditsmp.kemdikbud.go.id

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Regional
Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Regional
Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Regional
Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Regional
Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Regional
Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Regional
Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Regional
Saat Angka Kasus Stunting di Kendal Naik 4,9 Persen...

Saat Angka Kasus Stunting di Kendal Naik 4,9 Persen...

Regional
MK Tolak Permohonan PHPU, KPU Banyumas Segera Tetapkan Caleg Terpilih

MK Tolak Permohonan PHPU, KPU Banyumas Segera Tetapkan Caleg Terpilih

Regional
16 Pekerja Migran Nonprosedural di Batam Berenang dari Tengah Laut

16 Pekerja Migran Nonprosedural di Batam Berenang dari Tengah Laut

Regional
Pimpinan Ponpes di Inhu Cabuli 8 Siswanya

Pimpinan Ponpes di Inhu Cabuli 8 Siswanya

Regional
'Long Weekend', Daop 5 Purwokerto Tambah Tempat Duduk KA Tujuan Jakarta dan Jember

"Long Weekend", Daop 5 Purwokerto Tambah Tempat Duduk KA Tujuan Jakarta dan Jember

Regional
Rem Blong, Truk Trailer Tabrak Motor di Magelang, 1 Orang Tewas

Rem Blong, Truk Trailer Tabrak Motor di Magelang, 1 Orang Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com