Sejak tinggal di rumahh tersebut, Tinus kerap mengundang relasinya untuk berpesta.
Seringnya acara pesta digelar Tinus di rumah besarnya membuat masyarakat sekitar menyebut kegiatan itu sebagai gandrungan.
Dalam Bahasa Jawa , gandrungan berarti tergila-gila atau menyukai.
Seiring berjalannya waktu, rumah Tinus itu dikenal juga sebagai Loji Gandrung. Kata loji sendiri artinya rumah besar, bagus, dan berdinding tembok dan aslinya berasal dari Bahasa Belanda, loge.
Ketika Jepang menduduki Surakarta, Loji Gadrung menjadi markas pusat pimpinan pasukan.
Bahkan Jenderal Gatot Subroto yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Militer untuk wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta pernah memakai Loji Gandrung untuk menyusun strategi militer menghadapi Agresi Militer II Belanda bersama sekutu pada 1948-1949.
Baca juga: Jelang Kirab Kaesang-Erina, Kereta Kencana Disiapkan di Depan Loji Gandrung Solo
Itulah sebabnya saat ini di halaman depan bangunan, tepat di atas kolam, terdapat patung Gatot Subroto.
Selain Gatot Subroto, Loji Gandrung juga pernah dimanfaatkan Komandan Brigade V, Letkol Slamet Riyadi untuk mempersiapkan Serang Umum pada 1949.
Kedua pahlawan nasional itu telah menjadikan Loji Gandrung sebagai pusat penyusunan kekuatan untuk mempertahankan kemerdekaan.
Presiden Indonesia pertama, Ir. Soekarno juga pernah berkunjung dan menginap di sini.
Sebagian benda-benda furniturnya masih dipertahankan seperti kursi antik yang ada di ruang tamu, lengkap dengan foto ukuran besar Presiden RI pertama, Soekarno.
Foto Soekarno juga menghiasi kamar tidur utama, satu dari dua kamar di Loji Gandrung.
Letaknya di sebelah kanan dari ruang tamu. Satu dipan ukuran besar dan lemari hias yang kesemuanya terbuat dari kayu jati menghiasi ruang kamar.
Salah satu kamar dikenal sebagai Ruang Soekarno karena beberapa kali dipakai Soekarno untuk beristirahat saat mengunjungi Kota Solo.
Di kamar Soekarno itu, juga diletakkan seperangkat piano.
Baca juga: Warga Padati Depan Loji Gandrung Solo Tempat Ngunduh Mantu Kaesang dan Erina
Sejak disepakati sebagai cagar budaya pada 3 Mei 2013, Pemerintah Kota Surakarta kemudian menyiapkan bangunan wisma dua lantai di belakang Loji Gandrung sebagai rumah dinas baru untuk wali kota.
Rumah dinas baru itu mulai ditempati pada Agustus 2020.
Loji Gandrung punya dua sayap bangunan, yaitu sayap barat untuk kantor staf wali kota dan sayap timur untuk menerima tamu. Di bagian belakang ada aula untuk menggelar pertemuan.
Loji Gandrung sempat menjalani revitalisasi pada 2 Juni 2017 dan rampung akhir 2018. Kegiatan itu meliputi perbaikan atap sirap yang rapuh dan keropos dimakan rayap.
Selain itu Loji Gandrung dilengkap sebuah kolam besar lengkap dengan patung Gatot Subroto terbuat dari bahan logam warna kemerahan.
Baca juga: Catat, Ini Rangkaian Acara Ngunduh Mantu Kaesang-Erina di Loji Gandrung Solo
Pagar pembatas kompleks Loji Gandrung dengan trotoar jalan juga dibongkar supaya tidak ada jarak dengan publik.
Sementara itu Wali Kota Gibran Rakabuming Raka pada Februari 2022 lalu mengumumkan bahwa Loji Gandrung terbuka untuk dikunjungi masyarakat.
Fasilitas aulanya dapat dipakai sebagai tempat pertemuan masyarakat dan tidak dikenai biaya.
SUMBER: Indonesia.go.id
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.