BIMA, KOMPAS.com - Sebuah video memperlihatkan anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) diduga mengeroyok mahasiswa viral di media sosial.
Setelah ditelusuri, insiden itu diduga terjadi di halaman Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bima, Senin (28/11/2022).
Baca juga: Pekerja Migran Asal Bima Dikabarkan Meninggal di Malaysia
Dalam video itu terlihat puluhan mahasiswai Universitas Mbojo (Umbo) Bima melakukan demonstrasi dan terlibat kericuhan dengan anggota Satpol PP.
Kericuhan bermula ketika sejumlah mahasiswa berusaha masuk ke ruang paripurna DPRD Bima yang dikawal ketat anggota Satpol PP.
Aksi saling dorong tak terelakan, bahkan salah seorang mahasiswa terlihat jatuh tersungkur ke tanah karena diduga dipukul sejumlah anggota Satpol PP.
Ketegangan itu tidak berlangsung lama karena polisi yang mengawal aksi sigap melerai mahasiswa dan Satpol PP.
Plt Kepala Satpol PP Kabupaten Bima Suhardi membantah anak buahnya melakukan pengeroyokan.
Menurut Suhardi, mahasiswa di dalam video itu terjatuh sendiri saat berlari kencang untuk mendobrak paksa pintu ruang paripurna DPRD Bima.
"Saya tegaskan tidak ada pengeroyokan. Itu dia jatuh sendiri, anggota saya mau membantu tapi dikira mau mengeroyok," kata Suhardi yang dikonfirmasi via telepon, Selasa (29/11/2022).
Suhardi menjelaskan, mahasiswa saat itu berdemonstrasi menuntut sejumlah masalah, speerti pembuatan peraturan daerah (perda) terkait standarisasi harga komoditas pertanian dan evaluasi kinerja KP3.
Saat demonstrasi itu, personel polisi berada di barisan depan mengawal jalannya aksi. Sementara personel Satpol PP berada di belakang untuk menjaga keamanan aset di Kantor DPRD Bima.
"Ketika merasa diganggu kita berkewajiban menghalau, karena itu tugas kita," ujarnya.
Baca juga: Berangkat Ilegal, Pekerja Migran Asal Bima Ditangkap Polisi Malaysia
Suhardi menyebut, seluruh anggota Satpol PP yang bertugas di DPRD Bima langsung diperiksa usai kejadian itu. Menurutnya, tak ada satu pun anggota yang mengaku melakukan pemukulan, apalagi mengeroyok mahasiswa.
"Anggota sudah kita periksa semua, tidak ada yang mengaku memukul, justru kami membantu mahasiswa," kata Suhardi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.