PRABUMULIH KOMPAS.com - Bidan berinisial ZN yang merangkap sebagai Lurah Sindur, Kecamatan Cambai, Kota Prabumulih, Sumatera Selatan, dinonaktifkan dari jabatannya.
Ia diduga melanggar administrasi dalam kasus dugaan malpraktik yang menewaskan seorang pasien bernama Rusdalia (59).
Penjabat (Pj) Wali Kota Prabumulih, Elman mengatakan, pihak inspektorat sebelumnya melakukan pemeriksaan terhadap ZN setelah kasus tersebut viral di media sosial.
Baca juga: Soal Dugaan Malpraktik Bayi Lahir Cacat di RSUD RAT Tanjungpinang, Dirut: Itu Tidak Benar
Dari hasil pemeriksaan, ZN terbukti melanggar administrasi sehingga direkomendasikan untuk dinonaktifkan.
"Sekretaris Sindur akan mengisi jabatan sebagai pelaksana tugas Lurah untuk beberapa waktu ke depan, untuk bidan ZN dinonaktifkan sebagai lurah," ungkap Elman, Rabu (8/5/2024).
Elman menjelaskan, ZN melanggar administratif Undang Undang ASN. Bahkan, izin praktik bidan ZN telah habis namun tetap melayani pasien.
Baca juga: Kronologi Dugaan Malpraktik Bayi Lahir Cacat di RSUD RAT Tanjungpinang, Dokter dan Bidan Dipanggil
Ia pun menyayangkan ZN merangkap dua profesi sekaligus meski berstatus ASN. Padahal, kegiatan itu dapat mengganggu kinerjanya sebagai lurah.
"Harusnya fokus sebagai lurah sesuai tugasnya, sanksi ini dijatuhkan sesuai aturan. Sanksi sosial juga sudah dirasakan ZN setelah kasus ini viral," ujarnya.
Pihak Polres Prabumulih saat ini sedang menyelidiki kasus dugaan mal praktik tersebut. Bahkan, rumah ZN yang dijadikan tempat praktik sudah dipasang garis polisi untuk dilakukan pemeriksaan.
Kasat Reskrim Polres Prabumulih, AKP Herli Setiawan, saat dikonfirmasi belum bisa memberikan keterangan detil terkait hasil pemeriksaan.
"Masih kerja kita bos," tulis Herli lewat pesan singkat.
Untuk diketahui, akun Instagram @voltcyber_v2 sebelumnya mengunggah video bidan Z sedang melayani Rusdalia yang sedang mengeluhkan sakit perut pada Minggu (5/5/2024). Dalam rekaman tersebut, bidan Z memberikan obat dengan suntikan yang cukup besar.
Suntikan itu pun lalu diberikan kepada Rusdalia. Bukannya membaik, kondisi Rusdalia semakin buruk hingga dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani perawatan.
Hasil dari pemeriksaan, Rusdalia mengalami gagal ginjal dan harus mengalami cuci darah. Setelah enam kali cuci darah, ia meninggal pada Januari 2024.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.