Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gereja Asei, Gereja Tua di Danau Sentani yang Sempat Hancur Saat Perang Dunia II

Kompas.com - 17/11/2022, 21:36 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Gereja Asei adalah sebuah gereja Kristen di Papua yang berdiri sejak tahun 1928.

Nama asli gereja tua ini adalah GKI Philadelfia, namun karena lokasi berdirinya berada di Pulau Asei Besar maka gereja ini lebih dikenal dengan nama Gereja Asei.

Baca juga: Sejarah Gereja Katedral Santo Petrus Bandung

Gereja ini awalnya berlokasi di pesisir Pulau Asei Besar, namun saat ini Gereja Asei telah berpindah lokasi di atas bukit di Pulau Asei Besar, Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua.

Untuk menuju lokasi Gereja Asei, pengunjung harus menggunakan perahu karena posisi Pulau Asei Besar memang berada di tengah Danau Sentani.

Baca juga: Asal Mula Museum Gereja Katedral Jakarta

Dilansir dari laman Kemendikbud, keberadaan gereja tua ini menyimpan catatan sejarah mulai dari masuknya agama Kristen ke Pulau Asei hingga rekaman Perang Dunia II.

Baca juga: Gereja Tua Imanuel Hila, Gereja Tertua di Maluku Tengah

Cerita masuknya agama Kristen ke Pulau Asei

Pada 1855, Agama Kristen masuk ke wilayah Papua tepatnya di Manokwari yang dibawa oleh dua misionaris Jerman bernama W.Ottow Carl dan Johann G.Geissler.

Keduanya mewartakan Injil di pesisir utara Papua sampai teluk Youtefa, hingga ke pedalaman sampai ke belakang gunung Cycloop.

Misi penyebaran Injil kemudian dilanjutkan oleh JL van Hasselt dari Utrecht Missionary Society.

Kemudian pada 1 Juli 1928, agama Kristen mulai masuk ke Pulau Asei.

Peringatan masuknya agama Kristen ke Pulau Asei ini kemudian diabadikan dalam bentuk tugu peringatan dan dijadikan sebagai hari besar bagi jemaat Gereja Asei.

Menurut penuturan Yohanes Pouw, awalnya Gereja Asei dibangun dengan bentuk yang sangat sederhana dimana dindingnya terbuat dari bahan gaba-gaba (pelepah sagu) dan atap dari rumbia.

Sempat hancur saat Perang Dunia II

Pada masa Perang Dunia II, Pulau Asei termasuk dalam wilayah pergerakan tentara Jepang atau disebut dengan lintasan merah.

Tak pelak pertempuran antara Jepang dan Sekutu (Amerika Serikat) pda waktu itu juga berdampak pada Pulau Asei.

Pulau Asei dibombardir oleh pasukan Sekutu yang menyebabkan beberapa daerah termasuk Gereja Asei turut hancur.

Gereja Asei di Pulau Asei Besar, Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua.kebudayaan.kemdikbud.go.id Gereja Asei di Pulau Asei Besar, Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua.

Setelah Perang Dunia II berakhir, Gereja Asei dibangun kembali di atas bukit dan dipercayakan pada tukang kayu setempat bernama Wolfram Wodong.

Wolfram Wodong mendapat desain dengan pengaruh arsitektur Jerman yang terlihat dari bentuk jendela yang besar dengan motif kotak.

Gereja Asei yang baru kemudian diresmikan pada 1 Januari 1950, di mana angka tahun ini terlihat di salah satu anak tangga pada teras depan sebelah utara.

Pemugaran Gereja Asei

Bangunan Gereja Asei yang terbuat dari kayu sempat mengalami kerusakan berat dan dipugar pada 2001.

Tak hanya dipugar, Gereja Asei juga dijadikan situs gereja tua oleh Pemerintah Daerah Irian Jaya.

Arsitektur Unik Gereja Asei

Arsitekturnya Gereja Asei bergaya Neo-Vernakuler dengan bentuk persegi panjang.

Gereja Asei yang menghadap ke barat memiliki atap dari seng dengan rangka kayu yang berbentuk pelana, membujur dari barat ke timur.

Keunikan Gereja Asei ada pada kerangka atap yang disangga oleh 10 tiang kayu.

Jumlah tiang penyangga melambangkan jumlah marga yang mendiami pulau Asei yaitu Ohee, Ongge, Pepoho, Asabo, Nere, Puhiri, Pouw, Kere, Modow, dan Yapese.

Makna dari keberadaan 10 tiang tersebut adalah setiap marga berkewajiban menopang gereja Gereja Asei.

Tiang-tiang tersebut berjajar simetris di sisi kanan dan kiri bangunan dengan jumlah masing-masing 5 tiang.

Pada tiang di dekat pintu terdapat ornamen patung yang dipahatkan di bagian atas tiang. Patung sebelah kiri melambangkan Hawa dan patung di sebelah kanan melambangkan Adam, sepasang manusia pertama di bumi.

Gereja Asei di Pulau Asei Besar, Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua.kebudayaan.kemdikbud.go.id Gereja Asei di Pulau Asei Besar, Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua.

Di ruang utama di dekat dinding sebelah utara terdapat mimbar terbuat dari bata dan dan plesteran semen.

Sisi kiri dan kanan mimbar dihiasi ornamen sayap, dengan bagian depannya dihiasi ornamen yang menggambarkan Yesus dengan tangan menengadah dengan matahari bersinar di bagian kanan atasnya serta tulisan “Bumilah Alas Kakiku” di bagian bawah.

Selain bangunan utama, terdapat ruang kecil di sebelah selatan bangunan yang dahulu digunakan sebagai ruang sekolah.

Saat ini ruangan tersebut digunakan sebagai ruang kostori (tempat pendeta dan majelis jemaat).

Keunikan lainnya ada pada bagian teras dengan atap berbentuk menara setinggi 12 meter bersusun tiga yang semakin ke atas semakin mengecil.

Atap ini disebut mirip dengan atap-atap masjid di Pulau Jawa dengan bahan atap dari seng yang ditopang dengan balok-balok kayu.

Dinding menara terbuat dari kayu dengan motif kotak-kotak dengan jendela dan lubang terbuka di setiap tingkatan menara. Di bagian puncak menara terdapat piramid runcing tempat salib berdiri.

Di menara ini dulu pernah ditempatkan sebuah lonceng perunggu, namun lonceng tersebut tidak lagi difungsikan.

Bunyi lonceng kemudian digantikan dengan sebuah tabung oksigen yang diletakan di depan halaman gereja.

Sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id  

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Regional
Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com