Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nestapa Ganda Perempuan Difabel Korban Kekerasan Seksual

Kompas.com - 16/11/2022, 19:33 WIB
Tri Indriawati,
Khairina

Tim Redaksi

Buntunya proses hukum


Selama RH dan keluarganya mendapatkan perlindungan, pemulihan trauma, dan pelatihan di Sentra Terpadu Prof Dr Soeharso, penyelidikan terhadap kasus kekerasan seksual yang menimpa anak disabilitas mental itu sebenarnya sudah berlangsung.

Berdasarkan keterangan RH, ada dua orang lansia yang diduga sebagai pelaku kekerasan seksual terhadapnya. Kedua lansia itu adalah tetangga RH.

“Salah satu tersangka mengakui perbuatannya, sedangkan satu pelaku lainnya mengaku melakukan hubungan atas dasar suka sama suka,” tutur Suhartiningsih, Fasilitator Lapangan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Rehabilitasi Bersumber Daya Masyarakat (PPRBM) Solo yang menjadi pendamping korban.

Baca juga: Bukan Pondok Pesantren Biasa, Dayah Diniyah Darussalam Jadi Rumah Aman untuk Korban Kekerasan Seksual di Aceh

Namun, meski telah ada dua orang yang diduga kuat sebagai pelaku kekerasan seksual terhadap RH, mereka tidak pernah ditangkap. Kasus tersebut bahkan akhirnya berujung damai.

Keterangan korban yang berubah-ubah disebut menjadi salah satu kendala dalam proses hukum. Terlebih, korban sempat mengalami trauma hingga sulit diajak berkomunikasi.

Keluarga pun akhirnya hanya bisa pasrah menerima kenyataan bahwa pelaku pemerkosaan terhadap RH, yang merupakan tetangga mereka sendiri, masih bebas beraktivitas tanpa pernah dihukum. Kini, mereka memilih fokus merawat bayi dan memulihkan kondisi RH.

Kisah RH barangkali masih lebih baik jika dibandingkan dengan dua perempuan disabilitas korban kekerasan seksual di Sukoharjo, SA dan PA. Kedua perempuan dengan kondisi disabilitas intelektual itu menjadi korban kekerasan seksual hingga hamil, tetapi tidak dapat memperjuangkan keadilan melalui jalur hukum.

Kasus SA dan PA sempat dilaporkan ke polisi oleh lembaga swadaya masyarakat (LSM) setempat pada 2021 lalu. Namun, laporan tersebut kemudian justru dicabut oleh keluarga korban.

Tidak berhenti di sana, keluarga juga terkesan ingin menutupi kasus kekerasan seksual tersebut dengan menyembunyikan korban. Korban SA diungsikan ke rumah kerabatnya di lain desa, sedangkan PA dititipkan kepada keluarga yang tinggal di Jakarta.

“Memang keluarga tidak menghendaki untuk proses (hukum) lebih lanjut. Penyelesaian kami kemudian situasinya dengan (keluarga) korban,” tutur Fitri Haryani, Manager Divisi Pencegahan Penanganan Kekerasan Berbasis Masyarakat (PPKBM) Solidaritas Perempuan untuk Kemanusiaan dan Hak Asasi Manusia (SPEK-HAM) Solo.

Baca juga: Kasus Dugaan Kekerasan Seksual Sesama Jenis di UNS Solo, Korban Difasilitasi Melapor

“Posisinya kemudian, mereka enggak mau melanjutkan pelaporan, hanya sebatas anaknya diungsikan keluar wilayah, ke saudara. Lebih untuk menghindari stigma, lebih pada menutupi aib,” kata Fitri menerangkan.

Fitri menerangkan, pada banyak kasus kekerasan seksual terhadap perempuan difabel, khususnya penyandang disabilitas intelektual, proses hukum memang kerap buntu.

Sulitnya memintai keterangan dari korban menjadi salah satu penyebab buntunya proses penyelidikan polisi. Di lain sisi, bukti-bukti langsung atas kasus kekerasan seksual yang menimpa korban juga sulit didapatkan.

Dalam kondisi tersebut, kesaksian korban tentu menjadi salah satu kunci pengungkapan kasus. Namun, di hadapan hukum, kesaksian korban kekerasan seksual dari masyarakat disabilitas, kerap disangsikan.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Regional
Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Regional
Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Regional
Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Regional
Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Regional
Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Kilas Daerah
Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Regional
LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

Regional
3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

Regional
Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Regional
PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

Regional
Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Regional
Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Regional
Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com