Dugaan kasus gagal ginjal akut di Banyumas, Jawa Tengah, mendapat respons Sekretaris Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jawa Tengah Choirul Anam.
Pihaknya mengaku masih melakukan klarifikasi terkait dugaan kasus itu.
“Jateng belum ada (kasus). Ada satu kasus kemungkinan itu yang dari Banyumas, tapi kami belum melakukan investigasi apakah itu benar gagal ginjal akut misterius atau bukan,” kata Anam kepada Kompas.com, Rabu (19/10/2022).
Menurutnya, perbedaan gagal ginjal akut terdeteksi dan misterius terletak pada indikasi penyebabnya.
Gagal ginjal akut misterius, katanya, biasanya tidak ditemukan penyebabnya sampai akhir.
"Kalau gejalanya sih sama (untuk gagal ginjal yang terdeteksi dan misterius). Nah yang misterius kemungkinan bisa akibat infeksi beracun atau covid juga yang kita curigai nih,” terangnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Provinsi Lampung Reihana mengatakan, belum ada temuan kasus gagal ginjal akut di wilayahnya.
Namun demikian, sesuai instruksi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait meningkatnya kasus penyakit gagal ginjal akut pada anak atau gangguan ginjal akut progresif atipikal, pihaknya meminta penjualan obat sirup dihentikan.
Instruksi ini sebelumnya tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor SR.01.05/III/3461/2022 tentang Kewajiban Penyelidikan Epidemiologi dan Pelaporan Kasus Gangguan Ginjal Akut Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) pada Anak.
"Dinkes sudah melakukan surveillance epidemiologi seperti arahan Kemenkes tersebut," kata Reihana melalui pesan WhatsApp, Kamis (20/10/2022) pagi.
Baca juga: Gagal Ginjal Akut Misterius, Balita di Sumba Barat NTT Meninggal
Seperti diberitakan sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH mengatakan, instruksi penghentian sementara penggunaan obat sirup atau cair berkaitan dengan lonjakan gagal ginjal akut pada anak beberapa waktu terakhir.
“Kasus ini (gagal ginjal akut pada anak) sebelumnya memang ada, tapi hanya satu atau dua. Tapi, di Agustus ini ada lonjakan kasus yang mendapatkan perhatian kita,” jelas Syahril, dalam konferensi pers virtual, Rabu (19/10/2022).
Dari data yang didapat, sepanjang Januari sampai 18 Oktober 2022, ada 206 kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal pada anak di 20 provinsi. Dari jumlah tersebut, tingkat kematiannya 99 kasus atau 48 persen.
(Penulis : Kontributor Semarang, Titis Anis Fauziyah, Kontributor Lampung, Tri Purna Jaya | Editor : Gloria Setyvani Putri, Khairina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.