Dalam pertemuan itu, YY dan istri menunjukkan kepada pasangan tersebut bahwa dia dan istrinya positif HIV selama belasan tahun, tetapi memiliki anak yang sehat, tidak terpapar HIV.
"Saya bahkan memastikan membawa surat keterangan dokter yang menyebut anak saya tidak dengan HIV. Selain itu kehidupan saya dan istri sehat saja sampai detik ini. Mendengar kesaksian saya, pihak keluarga perempuan melunak dan tetap bisa menerima anggota polisi yang positif HIV, lalu mereka menikah," ujar YY haru.
YY juga pernah mendapat permintaan untuk membujuk seorang pekerja seks yang memiliki bayi. Diduga pekerja seks dan bayinya itu terpapar HIV tetapi tidak bersedia melakukan tes dengan berbagai alasan.
"Lagi-lagi, saya bawa anak dan istri ke hadapan perempuan itu. Saya lihat bayinya sudah alami sariawan tanda dugaan gejala HIV. Saya testimoni lagi di hadapan perempuan itu bahwa jangan takut untuk tes dan ikuti program pendampingan. Akhirnya bersedia dites dan menjalani proses pengobatan," kata YY.
YY juga pernah mendampingi orang dengan HIV yang diasingkan keluarga selama berbulan-bulan namun terlambat penanganan hingga meninggal dunia.
"Selama berbulan-bulan dia diasingkan di ruangan khusus, piring khusus, ghelas khusus, lalu saya datang saya gendong bawa ke RSUD untuk mendapatkan perawatan. Sayang beberapa hari kemudian dia meninggal dunia karena lambatnya penanganan," kenangnya.
Ia menyesalkan masih banyak masyarakat yang menganggap HIV dapat menular lewat gelas, cangkir, air liur dan lainnya padahal hal tersebut tidak benar. Hal ini terjadi karena masih minimnya pendidikan informasi seputar HIV. Padahal kata dia orang dengan HIV justru harus mendapatkan penanganan cepat tidak dengan diasingkan.
Baca juga: Perjuangan Welhelmus, 12 Tahun Hidup dengan HIV/AIDS, Sempat Divonis Usia Tinggal 3 Hari (Bagian 2)
Diakhir cerita YY menyarankan pada orang dengan HIV baru untuk menjaga pola hidup sehat, minum obat ARV secara disiplin, tidak bergadang malam, jauhi alkohol, optimisme hidup, dan sering cek viraload (adalah istilah yang digunakan untuk merujuk jumlah / banyaknya virus di dalam darah seseorang).
Untuk masyarakat umum ia menyarankan jangan takut untuk mengikuti tes HIV karena lebih baik dari awal daripada tahu belakangan.
"Jauhi virusnya bukan orangnya," tegas YY.
Terakhir saran pada pemerintah ia berharapa pemerintah dapat memperbanyak layanan kesehatan orang dengan HIV termasuk adanya p[rogram cek hepatitis C.
"Cek hepatitis C sangat diperlukan bagi kami. Di Bengkulu belum ada," tutup dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.