Tahap selanjutnya barulah beruk akan dilatih membedakan kelapa tua dan kelapa muda.
Beruk yang sudah pandai akan diserahkan kepada masyarakat yang bisa merawat beruk untuk langsung bekerja.
Keahlian para beruk yang didapat selama dilatih akan digunakan untuk membantu memetik kelapa sesuai dengan perintah pemiliknya.
Ada beruk yang dipelihara untuk digunakan di kebun sendiri, ada juga yang ditawarkan jasanya ke pemilik kebun-kebun kecil yang tidak memelihara beruk.
Berbeda dengan manusia, secara alami beruk memang lebih cekatan dan tangkas dalam memanjat dan memetik buah kelapa.
Meski begitu, beruk-beruk ini juga diperlakukan dengan baik sesuai dengan jasanya dalam membantu sang pemilik.
Beruk-beruk ini akan dirawat dan diberi makan, bahkan tetap dipelihara meski sudah tua dan tak bisa lagi memanjat hingga ajal menjemput.
Selain karena rasa kasih sayang, juga sebagai penghormatan karena beruk telah bekerja membantu sang pemilik.
Karena jarak dari Kota Padang ke Pariaman hanya butuh waktu tempuh selama 1,5 jam perjalanan, maka tak jarang wisatawan menyempatkan diri untuk singgah ke Desa Apar.
Banyak wisatawan datang karena penasaran dengan keberadaan Sekolah Tinggi Ilmu Beruk (STIB).
Hal ini juga menjadi alasan adanya atraksi khusus yang diselenggarakan Sekolah Tinggi Ilmu Beruk (STIB) untuk memperlihatkan keahlian para beruk kepada wisatawan.
Selain itu, wisatawan juga dapat menikmati buah kelapa yang telah dipetik oleh para beruk yang sudah terlatih.
Sumber:
jadesta.kemenparekraf.go.id
pariamankota.go.id
antaranews.com
tribunnews.com
travel.kompas.com (Penulis: Kontributor Travel, Adhika Pertiwi | Editor: Ni Luh Made Pertiwi F, I Made Asdhiana)