Salin Artikel

6 Fakta Sekolah Tinggi Ilmu Beruk di Pariaman, yang Lahirkan Pemetik Kelapa Ulung

KOMPAS.com - Beruk (macaca Nemestrina) memang dikenal dengan kelincahannya dalam memanjat dan meloncat dari pohon ke pohon.

Namun siapa sangka terdapat kearifan lokal dari masyarakat Sumatera Barat yang memanfaatkan keahlian para beruk ini.

Kearifan lokal ini tumbuh dari hubungan simbiosis antara para pemetik kelapa di Sumatera Barat yang memanfaatkan jasa beruk untuk memanjat pohon kelapa.

Salah satunya adalah keberadaan Sikola Baruak atau Sekolah Beruk pertama dan satu-satunya di Indonesia, bernama Sekolah Tinggi Ilmu Beruk (STIB).

Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang Sekolah Tinggi Ilmu Beruk (STIB) yang berlokasi di Desa Apar, Kota Pariaman, Sumatera Barat.

1. Sekolah Tinggi Ilmu Beruk (STIB) didirikan oleh Bumdes

Dilansir dari Tribunnews.com, pada 2019 lalu Pemkot Pariaman melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Apar Mandiri secara resmi mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Beruk (STIB).

Sekolah Tinggi Ilmu Beruk (STIB) bukanlah tempat beruk belajar membaca dan menulis layaknya manusia, melainkan tempat untuk melatih kemampuan beruk dalam memetik buah kelapa.

Di Sekolah Tinggi Ilmu Beruk (STIB), beruk pemula akan mempelajari keahlian memetik kelapa agar jasanya dapat digunakan petani untuk memetik buah di perkebunan kelapa yang ada di daerah Pariaman dan sekitarnya.

2. Melatih beruk dan memberdayakan pawang

Beruk yang ada di tempat ini tak hanya mengandalkan kemampuan dan kecepatan memanjat, namun juga dilatih untuk memilih buah kelapa yang matang dan siap dipanen.

Tak hanya memberdayakan para beruk, namun Sekolah Tinggi Ilmu Beruk (STIB) juga memberdayakan para pawang yang ada di sekitar Desa Apar dan Kota Pariaman.

3. Punya teknik pendekatan dan kurikulum

Sekolah Tinggi Ilmu Beruk (STIB) digarap dengan serius, sehingga memiliki teknik dan kurikulum yang diterapkan para pawang untuk mengajari beruk-beruk yang ingin dilatih.

Mula-mula pendekatan dilakukan pawang dengan cara memberikan makan dan memandikan beruk selama tiga bulan.

Sedangkan kurikulum dalam melatih beruk terdiri dari materi ajar dalam mengenali buah kelapa dan memahami perintah pawangnya.

Dilansir dari Kompas.com, pawang akan melatih komunikasi dengan mengeluarkan bunyi seperti beruk untuk memberi perintah.

Selanjutnya beruk akan dibiasakan untuk memahami perintah memetik kelapa.

Tahap selanjutnya barulah beruk akan dilatih membedakan kelapa tua dan kelapa muda.

4. Beruk yang lulus bisa langsung bekerja

Beruk yang sudah pandai akan diserahkan kepada masyarakat yang bisa merawat beruk untuk langsung bekerja.

Keahlian para beruk yang didapat selama dilatih akan digunakan untuk membantu memetik kelapa sesuai dengan perintah pemiliknya.

Ada beruk yang dipelihara untuk digunakan di kebun sendiri, ada juga yang ditawarkan jasanya ke pemilik kebun-kebun kecil yang tidak memelihara beruk.

5. Beruk diperlakukan dengan baik

Berbeda dengan manusia, secara alami beruk memang lebih cekatan dan tangkas dalam memanjat dan memetik buah kelapa.

Meski begitu, beruk-beruk ini juga diperlakukan dengan baik sesuai dengan jasanya dalam membantu sang pemilik.

Beruk-beruk ini akan dirawat dan diberi makan, bahkan tetap dipelihara meski sudah tua dan tak bisa lagi memanjat hingga ajal menjemput.

Selain karena rasa kasih sayang, juga sebagai penghormatan karena beruk telah bekerja membantu sang pemilik.

6. Jadi salah satu daya tarik wisata di Pariaman

Karena jarak dari Kota Padang ke Pariaman hanya butuh waktu tempuh selama 1,5 jam perjalanan, maka tak jarang wisatawan menyempatkan diri untuk singgah ke Desa Apar.

Banyak wisatawan datang karena penasaran dengan keberadaan Sekolah Tinggi Ilmu Beruk (STIB).

Hal ini juga menjadi alasan adanya atraksi khusus yang diselenggarakan Sekolah Tinggi Ilmu Beruk (STIB) untuk memperlihatkan keahlian para beruk kepada wisatawan.

Selain itu, wisatawan juga dapat menikmati buah kelapa yang telah dipetik oleh para beruk yang sudah terlatih.

Sumber:
jadesta.kemenparekraf.go.id  
pariamankota.go.id  
antaranews.com  
tribunnews.com 
travel.kompas.com (Penulis: Kontributor Travel, Adhika Pertiwi | Editor: Ni Luh Made Pertiwi F, I Made Asdhiana) 

https://regional.kompas.com/read/2022/10/12/071300678/6-fakta-sekolah-tinggi-ilmu-beruk-di-pariaman-yang-lahirkan-pemetik-kelapa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke