Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesaksian Relawan Evakuasi Korban Tragedi Kanjuruhan, Syok Jenazah Tergeletak di Halaman Rumah Sakit Saat Hujan

Kompas.com - 06/10/2022, 08:08 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Puluhan jenazah tergeletak di halaman rumah sakit Teja Husada, Kepanjen, Kabupaten Malang pada Sabtu malam, pasca tragedi di Stadion Kanjuruhan, (1/10/2022).

Kondisinya cukup memprihatinkan karena digeletakkan begitu saja, tanpa ada kain yang menutupi jasadnya.

Sementara di samping jenazah tersebut, ada dua korban yang kondisinya sekarat, mengeluh mengalami kesakitan.

Hal tersebut disampaikan oleh Achwan Affani relawan Malang satria Es Teh Anget bersama Dhana Setiawan, PSC 119 Kota Malang saat mengevakuasi korban.

Baca juga: Duduk Bersila, Ratusan Anggota Komunitas Pecinta Bola Baubau Doakan Korban Tragedi Kanjuruhan

Ditemui Surya pada Selasa (4/10/2022), keduanya menceritakan proses evakuasi para korban dari tragedi kelam di Stadion Kanjuruhan Malang.

Awalnya, mereka mendatangi Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen untuk mengevakusi korban.

Di sana mereka melihat banyak jenazah dan korban luka-luka yang telah dievakuasi di Stadion Kanjuruhan.

"Saat itu suasana kacau. Banyak Aremania yang melihat jenazah dan mencari keluarganya, petugas medis syok, dan banyak dari warga yang mengambil langsung jenazah tanpa diidentifikasi lebih dulu," ucap Achwan Affani.

Melihat hal itu, pria yang akrab disapa Babe ini bersama Dhana berinisiatif untuk membuat sistem agar proses evakuasi korban terkomando.

Baca juga: KontraS Terima Laporan Ada 4 Aremania yang Diperiksa Polisi terkait Tragedi Kanjuruhan

Dari situlah, satu per satu jenazah akhirnya berhasil diidentifikasi dan didata untuk mengetahui jumlah korban yang dibawa ke Rumah Sakit Wava Husada.

"Jumlahnya di Wava, yang kami hitung kasar atau manual, itu ada 101 jenazah. Dari jumlah tersebut, 17 sisanya belum teridentifikasi," terangnya.

Korban-korban yang belum teridentifikasi itulah, yang kemudian dibawa menuju Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang.

Setelah itu Babe dan Dhanakemudian bergeser dari Rumah Sakit Wava Husada menuju ke Rumah Sakit Teja Husada untuk mengevakuasi pasien lainnya.

"Di Teja Husada itu kami sempat syok melihat jenazah dibiarkan tergeletak di paving halaman rumah sakit. Sementara kondisinya di luar hujan," ucap dia.

Baca juga: Pintu Stadion Kanjuruhan Tak Segera Dibuka, Panpel Arema FC Sebut Takut Diserbu Suporter dari Luar

Di Rumah Sakit Teja Husada, mereka menghitung ada 34 jenazah yang belum dievakuasi.

Kemudian, mereka bergegas untuk membawa jenazah tersebut ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kanjuruhan Kabupaten Malang.

"Total dari kami yang berangkat dari Malang Kota itu ada enam ambulans. Jadi di sini kami langsung mengevakuasi jenazah, agar cepat tertangani. Kalau masalah pendataan, jujur kami lemah. Kami hanya fokus agar bagaimana jenazah ini tertangani," ujarnya.

Dari jenazah yang dievakuasi tersebut, hampir 70 persen kata Babe berusia di bawah 18 tahun.

Kondisi jenazah kebanyakan utuh, dengan wajahnya yang membiru. Beberapa jenazah juga mengeluarkan busa di mulutnya.

Baca juga: Tregedi Kanjuruhan, Saksi Sebut Pintu 13 Sempat Terbuka lalu Ditutup Lagi dengan Gembok Saat Kerusuhan

Hal ini membuat babe shock, dan mengaku tak bisa tidur nyenyak pasca-insiden tersebut.

"Sampai sekarang saya belum bisa tidur nyenyak. Gimana ya, saya sampai tidak bisa berkata-kata. Karena hampir 70 persen jenazah usianya di bawah 18 tahun, masih seusia anak-anak saya," ucapnya.

Melihat kondisi tersebut, para relawan ini hanya fokus untuk mengevakuasi para korban dengan cepat.

Salah satunya ialah membentuk sistem, agar proses evakuasi berjalan cepat sesuai dengan prosedur yang ada.

"Sistem yang kami bangun ini berusaha mengambil komando untuk satu pintu, agar mekanisme sebelum diberikan kepada keluarga atau dari Wava menuju ke faskes yang lebih tinggi ke RSUD dan RSSA, terkomando," ucap Dhana Setiawan dari PSC 119 Kota Malang.

Baca juga: Kata Bonek Soal Tragedi Kanjuruhan: Kita Harus Saling Introspeksi, Insiden Ini Melukai Hati Sesama Suporter

Dhana juga menyampaikan banyak jenazah korban yang tiba-tiba dibawa oleh teman, kerabat atau keluarga secara langsung, tanpa diidentifikasi dan di data.

"Jadi di awal kami belum datang itu sudah ada proses pengeluaran jenazah. Itu kita yang lemah datanya di situ," terangnya.

Dhana juga meminta kepada seluruh masyarakat yang menjadi korban, namun masih belum berobat ke rumah sakit untuk melaporkannya ke posko yang ada di Balaikota Malang.

"Jika ada korban yang masih di rumah, takut atau khawatir ada pembiayaan ke rumah sakit bisa menghubungi posko yang ada di balai kota Malang, kota Batu dan Kabupaten Malang. Jangan takut, kalau masih ada gejala silahkan lapor saja," tandasnya.

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Kesaksian Relawan Evakuasi Korban Tragedi Kanjuruhan, Lihat Jenazah Tergeletak: Saya Tak Bisa Tidur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Regional
Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com