Salin Artikel

Kesaksian Relawan Evakuasi Korban Tragedi Kanjuruhan, Syok Jenazah Tergeletak di Halaman Rumah Sakit Saat Hujan

Kondisinya cukup memprihatinkan karena digeletakkan begitu saja, tanpa ada kain yang menutupi jasadnya.

Sementara di samping jenazah tersebut, ada dua korban yang kondisinya sekarat, mengeluh mengalami kesakitan.

Hal tersebut disampaikan oleh Achwan Affani relawan Malang satria Es Teh Anget bersama Dhana Setiawan, PSC 119 Kota Malang saat mengevakuasi korban.

Ditemui Surya pada Selasa (4/10/2022), keduanya menceritakan proses evakuasi para korban dari tragedi kelam di Stadion Kanjuruhan Malang.

Awalnya, mereka mendatangi Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen untuk mengevakusi korban.

Di sana mereka melihat banyak jenazah dan korban luka-luka yang telah dievakuasi di Stadion Kanjuruhan.

"Saat itu suasana kacau. Banyak Aremania yang melihat jenazah dan mencari keluarganya, petugas medis syok, dan banyak dari warga yang mengambil langsung jenazah tanpa diidentifikasi lebih dulu," ucap Achwan Affani.

Melihat hal itu, pria yang akrab disapa Babe ini bersama Dhana berinisiatif untuk membuat sistem agar proses evakuasi korban terkomando.

Dari situlah, satu per satu jenazah akhirnya berhasil diidentifikasi dan didata untuk mengetahui jumlah korban yang dibawa ke Rumah Sakit Wava Husada.

"Jumlahnya di Wava, yang kami hitung kasar atau manual, itu ada 101 jenazah. Dari jumlah tersebut, 17 sisanya belum teridentifikasi," terangnya.

Korban-korban yang belum teridentifikasi itulah, yang kemudian dibawa menuju Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang.

Setelah itu Babe dan Dhanakemudian bergeser dari Rumah Sakit Wava Husada menuju ke Rumah Sakit Teja Husada untuk mengevakuasi pasien lainnya.

"Di Teja Husada itu kami sempat syok melihat jenazah dibiarkan tergeletak di paving halaman rumah sakit. Sementara kondisinya di luar hujan," ucap dia.

Di Rumah Sakit Teja Husada, mereka menghitung ada 34 jenazah yang belum dievakuasi.

Kemudian, mereka bergegas untuk membawa jenazah tersebut ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kanjuruhan Kabupaten Malang.

"Total dari kami yang berangkat dari Malang Kota itu ada enam ambulans. Jadi di sini kami langsung mengevakuasi jenazah, agar cepat tertangani. Kalau masalah pendataan, jujur kami lemah. Kami hanya fokus agar bagaimana jenazah ini tertangani," ujarnya.

Dari jenazah yang dievakuasi tersebut, hampir 70 persen kata Babe berusia di bawah 18 tahun.

Kondisi jenazah kebanyakan utuh, dengan wajahnya yang membiru. Beberapa jenazah juga mengeluarkan busa di mulutnya.

Hal ini membuat babe shock, dan mengaku tak bisa tidur nyenyak pasca-insiden tersebut.

"Sampai sekarang saya belum bisa tidur nyenyak. Gimana ya, saya sampai tidak bisa berkata-kata. Karena hampir 70 persen jenazah usianya di bawah 18 tahun, masih seusia anak-anak saya," ucapnya.

Melihat kondisi tersebut, para relawan ini hanya fokus untuk mengevakuasi para korban dengan cepat.

Salah satunya ialah membentuk sistem, agar proses evakuasi berjalan cepat sesuai dengan prosedur yang ada.

"Sistem yang kami bangun ini berusaha mengambil komando untuk satu pintu, agar mekanisme sebelum diberikan kepada keluarga atau dari Wava menuju ke faskes yang lebih tinggi ke RSUD dan RSSA, terkomando," ucap Dhana Setiawan dari PSC 119 Kota Malang.

Dhana juga menyampaikan banyak jenazah korban yang tiba-tiba dibawa oleh teman, kerabat atau keluarga secara langsung, tanpa diidentifikasi dan di data.

"Jadi di awal kami belum datang itu sudah ada proses pengeluaran jenazah. Itu kita yang lemah datanya di situ," terangnya.

Dhana juga meminta kepada seluruh masyarakat yang menjadi korban, namun masih belum berobat ke rumah sakit untuk melaporkannya ke posko yang ada di Balaikota Malang.

"Jika ada korban yang masih di rumah, takut atau khawatir ada pembiayaan ke rumah sakit bisa menghubungi posko yang ada di balai kota Malang, kota Batu dan Kabupaten Malang. Jangan takut, kalau masih ada gejala silahkan lapor saja," tandasnya.

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Kesaksian Relawan Evakuasi Korban Tragedi Kanjuruhan, Lihat Jenazah Tergeletak: Saya Tak Bisa Tidur

https://regional.kompas.com/read/2022/10/06/080800578/kesaksian-relawan-evakuasi-korban-tragedi-kanjuruhan-syok-jenazah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke