Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosok Ibu di Sragen yang Bunuh Anaknya Sendiri dengan Pacul, Kerap Suruh Korban Tidur di Teras

Kompas.com - 05/10/2022, 14:14 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - SW (64), warga Dukuh Tlobongan, Desa/Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah diamankan polisi atas kasus pembunuhan.

Korban tak lain anaknya sendiri, SP (46). Pembunuhan terjadi pada Selasa (4/10/2022) sekitar pukul 01.00 WIB saat korban tertidur pulas.

Saat itu korban yang tidur di teras rumah dihantam oleh sang ibu dengan bongkahan batu bata berulang kali.

Korban yang kejang-kejang juga dianiaya oleh ibunya sendiri menggunakan cangkul. Bahkan lempengan cangkul yang digunakan memukul ditemukan dalam kondisi terlepas.

Hal tersebut disampaikan Kapolsek Sidoharjo, AKP Harno.

"Dihantam pakai bongkahan batu bata, terus kemudian (dipukul) berulang kali, masih kejang-kejang, dipukul memakai cangkul, sampai cangkulnya lepas," terang Harno.

Baca juga: Motif Ibu di Sragen Bunuh Anak Kandung, Malu karena Korban Pernah Masuk Penjara

Ajak ketua RT buang mayat ke sungai

Setelah membunuh anaknya, SW meminta tolong ke sejumlah orang termasuk ke Ketua RT setempat, Suwarno untuk membuang mayat anaknya di Sungai Mungkung yang ada di belakang rumah.

"Saya kesana sudah dibungkus tikar (jasad korban) oleh ibunya, mau dibuang ke sungai. Saya datang dipeluk sama ibunya, diajak buang ke sungai (jasad korban), saya tidak mau," kata Suwarno.

Tak hanya kepada Suwarno, pelaku juga sempat meminta tolong kepada kerabatnya untuk membuang jasad korban.

Namun, sejumlah orang yang dimintai tolong menolak.

Baca juga: Kronologi dan Motif Ibu 64 Tahun di Sragen Tega Bunuh Anak Kandungnya Sendiri

Korban disuruh tidur di teras

Suwarno mengatakan sehari-hari, SW berjualan sayur keliling dengan menggunakan sepeda dan bronjong.

Menurutnya aksi keji SW dipicu kekesalan kepada anak pertamanya, SP yang kerap mencuri dan keluar masuk penjara.

"Dulu SP pernah mencuri, masuk keluar penjara, ibunya malu mungkin," jelasnya.

Hal itu dibenarkan oleh Kapolsek Sidoharjo, AKP Harno saat dihubungi TribunSolo.com.

Ia mengabarkan, SW nekat membunuh anaknya karena kekecewaan yang teramat sangat kepada korban.

"Karena ibunya kecewa, marah, malu, karena anaknya sering mencuri," ujar dia.

Baca juga: Pesan Terakhir Ibu Kandung Bunuh Anak di Sragen: Selamat Jalan, Le

Menurut Suwarno, saat kejadian SP sedang ada masalah dengan istrinya sehingga ia pun pulang ke rumah ibunya.

Namun sang ibu tak mengizinkan SP tidur di dalam rumah. Selama 3 bulan, SP pun tidur di teras rumah.

"Sudah ada 3 bulanan tidur di luar, bukan di kursi tapi di teras rumah itu, memang seperti itu," kata dia.

"Ketika ditanya, kenapa kok anaknya dibiarin tidur di teras, ibunya bilang takut anaknya ambil barang-barang yang ada di dalam rumah," beber dia.

Baca juga: Ibu Kandung Bunuh Anak di Sragen, Korban Dibungkus Tikar dan Ditali

"Selamat jalan le..."

Olah TKP Aksi pembunuhan anak oleh ibu kandungnya terjadi di Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.Polres Sragen Olah TKP Aksi pembunuhan anak oleh ibu kandungnya terjadi di Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.
Kapolres Sragen AKBP Piter Yanottama diwakili Wakapolres Sragen Kompol Iskandar mengatakan, saat dimintai keterangan, SW merasa kesal atas perilaku anaknya yang sering berbuat kejahatan.

Pembunuhan dilakukan setelah pelaku melihat batu cor-coran.

"Korban tidur di teras rumah, saat itu tersangka timbul niat untuk melakukan pembunuhan. Kemudian, melihat ada batu cor-coran ada di sekitar TKP berat kurang lebih 5 kilometer diambil dan dipukul ke kepala berulang kali kurang lebih 8 kali," kata Iskandar, Selasa (4/10/2022).

Selama melakukan aksi pembunuhan itu tersangka dalam keadaan sadar dan memberikan salam perpisahan untuk anaknya.

Baca juga: Kasus Ibu Bunuh Anak Kandung, Psikolog Unair: Perlu Kesehatan Mental

"Sambil menjatuhkan batu, tersangka sambil mengucapkan, 'Selamat jalan, Le'. Setelahnya, melihat ada cangkul sekitar TKP, tersangka mengambil cangkul itu, dipukul ke kepala muka korban sampai cangkulnya lepas," ujar dia.

Iskandar mengatakan, setelah memastikan kematian korban, tersangka membungkus korban dengan tikar dan diikat menggunakan tali.

Karena tak kuat mengangkat sendirian, tersangka meminta tolong kepada saudaranya untuk membantu membuang korban. Namun, niatan itu ditolak saudara atau saksi.

"Posisi korban sudah ditutup tikar. Mungkin rasa takut saksi ini tidak mau membantu membuang, kemudian izin keluar sambil memberitahukan kepada warga dan melaporkan tersangka dan langsung diamankan kepolisian," ujar dia.

Baca juga: Fakta Baru Ibu Bunuh Bayi di Surabaya, Korban Dianiaya sampai Berhenti Menangis

Hasil olah TKP, ditemukan barang bukti, bongkahan batu cor, dan alat cangkul yang kondisi patah.

Lalu, tikar dan tali yang digunakan untuk membungkus jenazah korban. Dua ponsel untuk menghubungi saksi dan tangga bambu.

Akibat dari perbuatannya, SW dijerat dengan Pasal 338 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) atau 351 Ayat 3 dengan ancaman penjara 15 tahun.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Fristin Intan Sulistyowati | Editor : Robertus Belarminus), Tribunnews.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bangun Sarang Burung Walet di Belakang Gedung, Kantor Desa di Pulau Sebatik Ini Dapat Kas Rp 2 juta Sekali Panen

Bangun Sarang Burung Walet di Belakang Gedung, Kantor Desa di Pulau Sebatik Ini Dapat Kas Rp 2 juta Sekali Panen

Regional
Juru Parkir Hotel di Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung

Juru Parkir Hotel di Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung

Regional
WNA yang Aniaya Sopir Taksi di Bali Tertangkap Saat Hendak Kabur ke Australia

WNA yang Aniaya Sopir Taksi di Bali Tertangkap Saat Hendak Kabur ke Australia

Regional
25 Ruko di Pasar Bodok Kalbar Terbakar, Diduga akibat Korsleting Listrik

25 Ruko di Pasar Bodok Kalbar Terbakar, Diduga akibat Korsleting Listrik

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Regional
Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Regional
Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Regional
Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Regional
Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Regional
Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Regional
[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com