Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Bukit Krapyak Mojokerto, Lokasi Hilangnya Pendaki Raffi Dimas, Tempat Kemping di Kaki Gunung Welirang

Kompas.com - 20/09/2022, 07:27 WIB
Rachmawati

Editor

 

Makam Sunan Pangkat

Pengelola Bukit Krapyak Ismi mengatakan, lokasi wisata ini mulai dibuka untuk wisatawan sejak awal 2019.

Sebelumnya akses hanya untuk masyarakat yang ingin berziarah ke Makam Sunan Pangkat.

Hingga saat ini area makam pun tak pernah sepi peziarah setiap hari.

Lambat laun, pembenahan area dilakukan masyarakat dan komunitas APPALA (Arek Padusan Pencinta Alam).

Merekalah yang turun naik ke lokasi untuk merawat serta berusa berinovasi untuk mengembangkan lokasi.

Baca juga: Pendaki Hilang di Bukit Krapyak Mojokerto, Sempat Disapa Temannya Tapi Tak Digubris

Mereka menambah spot baru yaitu camping ground di area Bukit Krapyak.

Hingga kemudian menjadi spot yang banyak direkomendasikan untuk wisata petualang di daerah Pacet.

"Memang sudah lama dibuka untuk umum tapi mulai diresmikan sekitar awal tahun 2019 untuk area bukit dan tiket camping ground," ujar Ismi selaku pengelola Camping Ground Bukit Krapyak, Sabtu (15/1/2022).

Semula akses jalan bukit krapyak cukup terjal. Namun pengelola membenahi area dengan membangun tangga ke Makam Sunan Pamgkat dan camping ground di area atas bukit.

"Dulu masih tanah terjal, sekarang anak tangganya sudah cukup mudah. Fasilitas juga kami sediakan lengkap," kata dia.

Baca juga: 4 Hari Hilang di Bukit Krapyak, Mahasiswa Pasuruan Belum Ditemukan

Tak perlu khawatir, saat ini Bukit Krapyak sudah dilengkapi dengan fasilitas umum. Mulai dari toilet, musholla dan kesediaan air yang cukup mudah.

Bahkan tempat ini juga sudah dilengkapi lapangan voly untuk menambah keseruan wisatawan yang ingin melakukan outbond maupun olahraga.

Lahan yang cukup luas berkapasitas sekitar seribu orang dan difasilitasi tempat duduk untuk membuat suasana semakin mendukung saat menikmati sunset, taman bunga dan spot swafoto.

Sementara untuk alat camping, wisatawan bisa menyewa dari beberapa rental yang sudah bekerja sama dengan pengelola Bukit Krapyak.

Baca juga: Fokus Pencarian Pendaki Hilang, Camping Ground Bukit Krapyak Mojokerto Ditutup

Tak perlu repot, alat camping bisa diantar ke area bukit. Beberapa guide juga tersedia untuk menemani kalian mengeksplore hutan Gunung Welirang.

"Sebelumnya kami sediakan alat camping tapi sekarang tidak, tetapi untuk yang butuh bisa booking dan diambil di tempat atau bertemu penyewa," kata Ismi.

Keindahan yang lengkap dengan fasilitas yang mencukupi untuk berkemah, membuat bukit krapyak tak pernah sepi pengunjung.

Untuk kunjungan keluarga, Ismi merekomendasikan anak-anak di atas tiga tahun dan tetap dengan pengawasan keluarga.

Beberapa barang bawaan juga harus dipersiapkan secara pribadi. Misalnya tempat memasak, sepatu maupun sandal dan juga jaket.

Baca juga: Sebelum Hilang, Pendaki di Bukit Krapyak Mojokerto Sempat Bertemu Temannya, Disapa tapi Tak Menghiraukan

Jaket tersebut penting karena cuaca pegunungan Gunung Welirang cukup dingin sekalipun memasuki musim kemarau.

"Sebelum pandemi saat weekend bisa seribu orang, tapi sekarang agak turun. Mungkin 200-500 orang weekend ya," kata Ismi.

Selain itu, Ismi mengimbau, wisatawan tetap membawa turun sampah-sampah pribadi sepulang camping.

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Camping di Bukit Krapyak Mojokerto, Berpetualang Sembari Nikmati Keindahan Kaki Gunung Welirang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com