Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antrean Elpiji 3 Kg yang Tak Pernah Surut di Perbatasan Indonesia-Malaysia

Kompas.com - 16/09/2022, 23:18 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Pemandangan warga perbatasan Indonesia–Malaysia yang sedang mangantre elpiji 3 kg masih terus terjadi. Padahal, Pemkab Nunukan sudah mengeluarkan kebijakan dengan ketentuan wajib membawa Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) tapi antrean tetap saja tidak terurai.

Aliansi Mahasiswa Nunukan (AMN), mempertanyakan masalah kuota LPG melon. Para mahasiswa menilai persoalan elpiji subsidi memiliki kemiripan dengan bahan bakar minyak (BBM) yang sering langka dan susah didapat.

‘’Pengawasan Pemkab Nunukan mana? Kondisi antrean warga bukan hal baru. Maka kiranya tidak salah kalau kami katakan, tolong usut keberadaan mafia Migas di Nunukan. Tolong bongkar siapa yang bermain dan dimana barang itu ditimbun,’’ katanya juru bicara AMN, Faisal, Jumat (16/9/2022).

Baca juga: Harga Elpiji Nonsubsidi Sudah Naik 3 Kali, Warga Sumedang Beralih ke Tabung 3 Kg

Masyarakat perbatasan dengan segala keterbatasan semakin tercekik dengan adanya kenaikan harga BBM subsidi yang berimbas pada banyak hal.

‘’Jadi tolonglah dengan keadaan yang segini sulitnya, jangan dibiarkan mereka terus terusan antre. Panas panasan berjam jam demi elpiji melon. Yang menyedihkan, meski sudah antre berjam jam, tidak sedikit nenek-nenek dan ibu-ibu tidak kebagian. Tolong cek kondisi lapangan,’’ kata Faisal.

Kritikan AMN ini juga mendapat dukungan para Legislator Nunukan. Salah satu anggota DPRD Nunukan, Adama, yang meragukan data yang disajikan Pemkab Nunukan. Dia mengatakan kuota elpiji subsidi untuk Kabupaten Nunukan, sebanyak 68.000 ton.

‘’Data kuota elpiji subsidi sebulan 68.000 tong itu data kapan? Kita DPRD dua kali rapat di tahun 2019, kuota elpiji dikatakan hanya 40.000 tong. Lalu rapat 2021 lalu, datanya berkurang lagi jadi 20.000 tabung. Salah itu datanya,’’ ungkapnya.

Adama menegaskan suplai elpiji melon biasanya dibongkar di Pasar Baru yang tidak jauh dari tempat tinggalnya. Dia mengklaim selalu turun lapangan untuk melakukan pengawasan saat kapal pengangkut elpiji subsidi datang dan membongkar muatannya.

Selama ini, ia hanya mendapati kapal kayu pengangkut elpiji melon hanya membawa 5.000 tong sekali berlabuh. Ada dua unit kapal yang mengangkut elpiji melon ke Nunukan, dengan masing masing dua kali kedatangan dalam sebulan.

Jika dikalkulasikan secara hitungan kasar, maka alokasi elpiji melon dalam sebulan hanya 40.000 tabung saja.

‘’Kalau betul 68.000 sebulan, saya tidak akan protes kenapa masyarakat berebut mendapat elpiji melon. Banyak yang antre berjam-jam tapi enggak dapat, dan mereka mempertanyakan masalah ini ke DPRD. Kalau memang 68.000 per bulan, saya tanya, kemana itu yang lebih 20.000 tabung itu?,’’ kata Adama.

Adama juga menantang Pemkab Nunukan turun ke lapangan bersama-sama DPRD untuk memastikan jumlah elpiji melon yang datang dalam sebulannya. 

Dia menduga ada tabung gas elpiji subsidi yang dikirim ke luar Nunukan yang tidak berhak mendapatkan kuota subsidi. Selain itu, adanya tabung- tabung gas kosong yang diangkut sejumlah kapal penumpang dari Sulawesi, kian menambah runyam persoalan.

‘’Ayo kapan ada waktu, kita sama sama turun ke lapangan menyaksikan langsung bongkar muat elpiji melon. Tolong jangan terpaku pada data di atas kertas, kita juga perlu pengawasan lapangan,’’ tegasnya.

Kepala Bagian Ekonomi Setkab Nunukan, Rohadiansyah, menjawab data yang dipaparkan adalah data riil dari PT Pertamina sejak 2016.

Baca juga: Polresta Cirebon Gerebek Gudang Elpiji Subsidi Oplosan, Ribuan Tabung Diamankan

Dimana 68.000 tong gas elpiji subsidi tersebut, disalurkan ke dua agen. Di antaranya, Karya Liem 22.400 perbulan dan Sebatik Island 46.480 tong perbulan. Jumlah tersebut disalurkan ke 90 pangkalan.

‘’Setiap kedatangan saya tanda tangani manifes, ada empat kali kedatangan kapal. Tapi untuk masukan dan kritikannya, kita akan tindak lanjuti, dan kita akan jadwalkan turun bersama ke lapangan untuk melakukan pengecekan,’’ kata dia.

Pemkab Nunukan juga sedang merancang pembentukan Satgas Pengawasan elpiji subsidi dengan melibatkan Kepolisian.

‘’Kita akui ada banyak tabung elpiji kosong masuk dari Sulawesi, dan itu menjadi masalah serius. Semoga setelah Satgas selesai dibentuk, kita sama sama turun mengurai persoalan ini,’’ kata Rohadiansyah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

4 Hari Kandas, 2 Kapal Kargo di Pelabuhan Pangkalbalam Diselamatkan

4 Hari Kandas, 2 Kapal Kargo di Pelabuhan Pangkalbalam Diselamatkan

Regional
Gunung Ibu Meletus 2 Kali Kamis Petang, Status Siaga

Gunung Ibu Meletus 2 Kali Kamis Petang, Status Siaga

Regional
Makan Tanpa Bayar di Warung, 2 Preman Ngaku yang Punya Lampung

Makan Tanpa Bayar di Warung, 2 Preman Ngaku yang Punya Lampung

Regional
Jasad Pria Tanpa Identitas Ditemukan Mengambang di Muara Sungai Asemdoyong Pemalang

Jasad Pria Tanpa Identitas Ditemukan Mengambang di Muara Sungai Asemdoyong Pemalang

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Regional
Pilkada 2024, KPU Kabupaten Semarang Waspadai Dukungan Fiktif Calon Perseorangan

Pilkada 2024, KPU Kabupaten Semarang Waspadai Dukungan Fiktif Calon Perseorangan

Regional
Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik Pompa Air

Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik Pompa Air

Regional
BRIN Ungkap soal Rencana Penelitian Menhir di Sumbar

BRIN Ungkap soal Rencana Penelitian Menhir di Sumbar

Regional
Pemkab Ogan Komering Ulu Tetapkan Status Siaga Bencana Banjir

Pemkab Ogan Komering Ulu Tetapkan Status Siaga Bencana Banjir

Regional
Kronologi Ibu Racuni Anak Tiri di Riau, Beri Minum Kopi Kemasan Beracun hingga Kejang-kejang

Kronologi Ibu Racuni Anak Tiri di Riau, Beri Minum Kopi Kemasan Beracun hingga Kejang-kejang

Regional
Mantan Gubernur hingga Kiai Daftar Ikut Pilkada Babel Lewat PDI-P

Mantan Gubernur hingga Kiai Daftar Ikut Pilkada Babel Lewat PDI-P

Regional
Alasan Milenial hingga Pelaku UMKM Dukung Mbak Ita Kembali Pimpin Semarang

Alasan Milenial hingga Pelaku UMKM Dukung Mbak Ita Kembali Pimpin Semarang

Regional
Rektor Unri Ternyata Belum Cabut Laporan Polisi terhadap Mahasiswa Pengkritik UKT

Rektor Unri Ternyata Belum Cabut Laporan Polisi terhadap Mahasiswa Pengkritik UKT

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Maju Pilkada 2024, Petani di Sikka Daftar Cawabup di 2 Partai

Maju Pilkada 2024, Petani di Sikka Daftar Cawabup di 2 Partai

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com