Ali Hanafi mengatakan dari belasan anggotanya yang terluka, beberapa di antaranya merupakan anggota perempuan atau Kohati.
Selain belasan kader HMI, sejumlah peserta demo dari organisasi lainnya juga terluka, salah satunya Sekretaris PMII Cabang Tual.
“Hasil koordinasi ada dua anggota GMNI yang terluka dan dari PMII itu sekretarisnya, dia ditendang dari mulut oleh petugas Satpol PP. selain itu ada beberapa lagi yang terluka dari rekan-rekan lainnya,” katanya.
Dia mengaku sangat menyayangkan kejadian itu, karena aksi tersebut bukan untuk menolak kedatangan Jokowi namun menyuarakan kepentingan masyarakat termasuk beberapa isu lokasi di wilayah tersebut.
“Tentu kami sangat meyayangkan sikap represif polisi dan warga yang melakukan pengeroyokan karena penyampaian aspirasi itu dilindungi oleh Undang-Undang dan kami ini sedang menyuarakan kepenting masyarakat banyak, bukan untuk menolak Jokowi,” katanya.
Baca juga: Aniaya Karyawan Alfamidi, Perwira Polisi di Maluku Direkomendasikan Dipecat
Sementara itu Kapolres Maluku Tenggara AKBP Frans Duma membantah bahwa polisi menganiaya para pengunjuk rasa.
Ia mengaku polisi malah berusaha mencegah massa dan ibu-ibu yang marah dan mengeroyok para peserta aksi.
“Petugas di lapangan melerai saat pengeroyokan itu, kalau tidak bisa bahaya para pendemo,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.