PALEMBANG, KOMPAS.com- Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, 30 persen wilayah di Sumatera Selatan tidak mengalami musim kemarau pada 2022.
Hal tersebut dikarenakan musim hujan telah tiba lebih awal dibandingkan pada tahun sebelumnya.
Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Sumatera Selatan Wandayantolis mengatakan, La Nina 2022 menunjukkan bahwa musim hujan telah mulai terjadi sejak awal Agustus 2022 pada sebagian besar wilayah Sumatera Selatan.
Baca juga: BMKG: Ada 4 Wilayah di Jabar yang Tak Alami Musim Kemarau pada 2022
Khusus untuk wilayah kota Palembang dan sekitarnya musim hujan diprediksi baru akan terjadi pada akhir September 2022.
“Hal menarik, masuknya musim hujan 2022/23 tanpa melalui terjadinya musim kemarau pada wilayah barat Sumatera Selatan meliputi Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), OKU Selatan dan OKU Timur,” kata Wandayantolis dalam keterangan pers yang diterima KOMPAS.com, Senin (12/9/2022).
Ia menjelaskan, fenomena La Nina dan menguatnya Dipole Mode menyebabkan curah hujan meningkat di atas dari rata-ratanya sehingga dari segi akumulasi pada Kabupaten Musi Rawas Utara, Oku Selatan dan Oku Timur tidak dapat didefinisikan adanya musim kemarau.
La Nina dan Dipole Mode juga menyebabkan curah hujan pada wilayah yang sempat mengalami musim kemarau bersifat di atas normal.
Baca juga: BMKG Minta Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan
Artinya, akumulasi curah hujan lebih tinggi dari seharusnya yang terjadi selama musim kemarau.
“La Nina dan Dipole juga menyebabkan awal musim hujan 2022/23 tiba lebih awal dari semestinya berkisar maju 30-40 hari,” ujarnya.