Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Riau, Didenda Adat Serahkan Kambing gara-gara Menyetop Ekskavator

Kompas.com - 10/09/2022, 13:30 WIB
Idon Tanjung,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

 

Dia mengaku kaget saat melihat eskavator mengeruk batu sungai. Di tengah sungai sudah dibuat jalan sepanjang lebih kurang 300 meter.

"Saya tidak tahu apakah batu itu diambil untuk pembangunan masjid atau digunakan untuk apa. Soalnya saya dan warga lainnya tidak diajak musyawarah. Kalau untuk membangun masjid, tidak mungkin kami larang, tentu kami mendukung sepenuhnya," akui Wawan.

Dia bersama warga termasuk sejumlah nelayan sempat meminta alat berat berhenti bekerja.

Sebab, mereka menduga batu itu dijual keluar dan hasilnya untuk kepentingan sejumlah pihak.

Baca juga: Banyak Kerbau Mati Mendadak di Kampar Riau, Warga Gelar Doa Tolak Bala

Wawan menyebutkan, alasan menyetop alat berat bekerja, karena sebelumnya atas nama pemuda, mahasiswa, nelayan dan bahkan pihak desa, sudah sepakat menolak adanya galian C.

"Dulu kami sudah sepakat tidak ada lagi galian C di Sungai Kampar di kampung kami. Karena dulu banyak galian C di sini, batunya dijual keluar. Tidak ada manfaatnya ke desa. Makanya saya pertanyakan kemarin kenapa ada lagi galian C, tapi malah kami dipanggil ninik mamak dan didenda adat. Kami malah dituduh menghalangi pembangunan masjid. Kan tak masuk akal," kata Wawan.

Wawan mengatakan, bukan dirinya saja yang kena denda adat, melainkan ada seorang nelayan. Mereka yang didenda ini dianggap menghalangi pembangunan masjid.

"Yang baru didenda baru saya dan satu nelayan. Tidak menutup kemungkinan warga dan nelayan yang protes galian C didenda juga. Ninik mamak menuduh kami menghalangi pembangunan masjid. Padahal, kami hanya mempertanyakan untuk apa batu itu diambil. Kalau untuk membangun masjid, mestinya dimusyawarahkan. Kami khawatir batu itu dijual untuk keuntungan pihak tertentu. Jadi, ninik mamak itu denda kami tanpa dasar, makanya kami tak akan bayar denda itu," kata Wawan.

Baca juga: Update Covid-19 di Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Kepri, Jambi, dan Bengkulu 9 September 2022

Sementara itu, Yusmar (52) menceritakan, beberapa waktu lalu ada galian C beroperasi tanpa izin di Sungai Kampar. Batu itu diambil untuk keuntungan pihak tertentu.

Saat itu, ia bersama nelayan dan warga memberhentikan eskavator yang sedang bekerja.

Bahkan, pihak kepolisian dan TNI waktu itu turun langsung untuk menutup galian C.

"Dulu aparat sudah datang ke lokasi galian C minta ditutup. Kami sepakat tidak ada lagi galian C di sungai. Tapi, sebulan yang lalu ada lagi galian C di lokasi yang sama, makanya kami hentikan. Alasan ninik mamak katanya batu untuk pembangunan masjid, tapi kenapa tidak dimusyawarahkan dengan kami. Jadi, setelah kami pertanyakan, kawan kami malah didenda tanpa dasar," sebut Yusmar.

Yusmar meminta Lembaga Adat Melayu Kampar, mengevaluasi tindakan ninik mamak Desa Tanjung yang menghukum warga tanpa dasar.

"Kami sebagai warga berharap kepada Lembaga Adat Melayu Kampar bertindak atas tindakan ninik mamak desa kami yang menghukum warga tanpa ada melanggar adat," tegas Yusmar.

Penjelasan ninik mamah

Ninik Mamak Desa Tanjung, Basir saat dikonfirmasi membenarkan adanya warga yang didenda adat.

Menurutnya, warga didenda karena menyetop eskavator yang mengambil batu di sungai.

Protes warga itu membuat ninik mamak tersinggung.

"Batu itu diambil untuk pembangunan masjid. Kami membuat keputusan atas nama tokoh adat, perangkat desa dan pengurus masjid, sepakat mengambil batu sungai untuk pembangunan masjid. Sudah diumumkan di masjid. Lalu, kami sewa alat berat untuk ambil batu itu," kata Basir kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Sabtu.

Setelah itu, lanjut dia, sejumlah warga datang memberhentikan alat berat tersebut.

Bahkan, warga yang protes ini dipanggil ninik mamak untuk bermusyawarah. Dari hasil musyawarah itu, warga yang protes dikenakan denda adat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Regional
Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Regional
Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Regional
Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Regional
Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Regional
Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Regional
[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

Regional
Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat 'Video Call' Ibunda

Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat "Video Call" Ibunda

Regional
Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Regional
Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com