Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Korban Perkawinan Anak, Sesali Keputusan hingga Ingin Kembali ke Sekolah

Kompas.com - 06/09/2022, 08:20 WIB
Susi Gustiana,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

Jauh di lubuk hatinya, T menyesal sudah putus sekolah. Menurutnya, tidak mudah menjadi seorang suami.

“Untung saya masih dibantu oleh orangtua, jika tidak maka bagaimana memberikan nafkah kepada istri? Hanya modal menjadi buruh lepas penghasilan tidak menentu,” kata T.

Orangtua T menikahkan T dengan kekasihnya E (15) secara siri. Hal itu karena perkawinan usia anak belum bisa tercatat secara resmi di Kantor Urusan Agama (KUA) setempat.

Baca juga: Denmark Jajaki Investasi Proyek Energi Biomassa di Sumbawa

Sedangkan di Lombok, kasus perkawinan anak seringkali mengatasnamakan adat yaitu merariq (kawin lari), akibat kurang pahamnya masyarakat terutama anak-anak muda tentang adat tersebut.

Banyak yang akhirnya menyalahartikan bahwa merariq bisa dilakukan kapan saja dan dengan siapa saja termasuk dengan anak, padahal semua pemahaman itu keliru.

Seperti yang dialami L (14). Sebagai anak perempuan, belajar sembari bermain adalah hal yang ia gemari.

Orangtua mengharuskannya berprestasi dan menuntut L sempurna. Mereka sering memarahi L ketika berbuat salah, misalnya telat pulang sekolah atau bermain handphone terlalu lama.

Baca juga: Tepergok Curi Motor, Satpam di Sumbawa Ditangkap

"Saya hanya ingin curhat, dan mencari orang yang mendengar keluh kesah. Tapi orangtua saya terlalu sibuk dengan pekerjaan," kata L, akhir Agustus 2022.

Ketika apa yang diinginkannya tidak pernah diperoleh dari lingkungan sekitarnya. L mencari teman di media sosial.

Ia sering menghabiskan waktu di luar rumah, dan bercerita dengan sosok teman baiknya di media sosial.

Seiring berjalannya waktu, timbul perasaan suka antara L dengan M (18). Teman laki-laki itu kemudian diterima menjadi pacarnya.

Baca juga: Terlibat Tawuran, 8 Pelajar di Sumbawa Diamankan Polisi

Awalnya, mereka tidak pernah bertemu secara langsung. Namun, intensitas pertemuan secara virtual membuat keduanya merasa nyaman.

Selama satu bulan, L dan M asyik bercerita dan mencari solusi bersama. Hingga tiba suatu waktu, pembicaraan tentang merariq (kawin lari) agar L dan M bisa bersatu.

L yang tinggal di Kabupaten Lombok Barat harus mengikuti M ke kampungnya di Kabupaten Lombok Timur.

Saat mendengar informasi L kawin lari dengan M dari warga setempat, Ketua Komisi Perlindungan Anak Desa (KPAD) Desa Kediri Eka Septiana, segera berkordinasi dengan pemerintah desa, kepolisian, Dinas P3AP2KB, pemerintah desa, tokoh masyarakat dan tokoh adat untuk membelas (memisahkan) L dengan M.

"Kami melakukan mediasi untuk membelas, agar L bisa melanjutkan sekolah," katanya.

Baca juga: Mengenal Tahapan dalam Tradisi Merariq Suku Sasak

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Berdayakan UMKM, Pemprov Kalteng Gelar Kalteng Expo Tahun 2024

Berdayakan UMKM, Pemprov Kalteng Gelar Kalteng Expo Tahun 2024

Regional
Seko Upcycle, Inovasi Anak Muda Semarang Ubah Sampah Plastik Jadi Produk Fesyen Kekinian

Seko Upcycle, Inovasi Anak Muda Semarang Ubah Sampah Plastik Jadi Produk Fesyen Kekinian

Regional
Sebanyak 282 Calon Jemaah Haji Asal Mataram Berisiko Tinggi

Sebanyak 282 Calon Jemaah Haji Asal Mataram Berisiko Tinggi

Regional
Pabrik Gula Tasikmadu Karanganyar Terbakar, Diduga karena Percikan Api Pemotong Pipa

Pabrik Gula Tasikmadu Karanganyar Terbakar, Diduga karena Percikan Api Pemotong Pipa

Regional
Klaim Dapat Perintah Prabowo, Sudaryono Positif Maju Gubernur Jateng

Klaim Dapat Perintah Prabowo, Sudaryono Positif Maju Gubernur Jateng

Regional
Kerap Dianiaya, Kakek di NTT Bunuh Seorang Pemuda

Kerap Dianiaya, Kakek di NTT Bunuh Seorang Pemuda

Regional
Bupati Banyuwangi Salurkan Insentif Rp 7,2 Miliar kepada 1.200 Guru PAUD

Bupati Banyuwangi Salurkan Insentif Rp 7,2 Miliar kepada 1.200 Guru PAUD

Regional
Mbak Ita Siap Maju Pilwalkot Semarang Usai Dapat Arahan Ketum PDIP dan Restu Keluarga

Mbak Ita Siap Maju Pilwalkot Semarang Usai Dapat Arahan Ketum PDIP dan Restu Keluarga

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Regional
Banjir Lahar Gunung Marapi di Agam, 12 Warga Tewas

Banjir Lahar Gunung Marapi di Agam, 12 Warga Tewas

Regional
Banjir Bandang Landa Tanah Datar, 1 Korban Tewas dan 1 Hilang

Banjir Bandang Landa Tanah Datar, 1 Korban Tewas dan 1 Hilang

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
[POPULER NUSANTARA] ASN Disdukcapil Nunukan Diduga Lecehkan Pemohon KTP | Perampokan Disertai Pembunuhan di Garut

[POPULER NUSANTARA] ASN Disdukcapil Nunukan Diduga Lecehkan Pemohon KTP | Perampokan Disertai Pembunuhan di Garut

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com