KOMPAS.com - Dalam tradisi merariq di Suku Sasak, Nusa Tenggara Barat (NTB), ada sejumlah tahapan-tahapan yang perlu dilalui.
Tokoh adat Desa Derek, Mahrup menuturkan, idealnya merariq dilakukan oleh laki-laki dan perempuan yang hendak menikah.
Proses itu seyogyanya disetujui kedua belah pihak keluarga, tanpa ada tekanan dan paksaan.
Saat restu telah dikantongi, pria dan wanita bertemu di suatu tempat tanpa sepengetahuan orangtua pihak perempuan.
Ikuti cerita selengkapnya seputar merarik berikut ini: Mengembalikan Merariq...
Wanita akan dibawa ke rumah keluarga pria selama satu hingga tiga hari.
Setelah wanita tiba di rumah keluarga pria, tahap yang dilakukan selanjutnya adalah besejati. Pada tahap ini, keluarga pria mendatangi orangtua wanita.
Mereka memberitahu bahwa anak perempuannya sudah dibawa oleh sang putera.
“Besejati ini harus segera dilakukan, agar orangtua perempuan tidak khawatir mencari anaknya,” kata Mahrup, akhir Agustus 2021 kemarin.
Tahap selanjutnya adalah beselabar, yang artinya saling memberi kabar pihak laki-laki maupun perempuan.
Baca juga: Merariq Itu Bukan Aib, Ini Tradisi Kami
Dalam proses ini biasanya cukup panjang, karena akan ada proses negosiasi untuk mencari kesepakatan terkait persyaratan-persyaratan yang diinginkan pihak perempuan, seperti uang mahar, maupun pisuke.
Mahrup mengatakan, setelah menemui kesepakatan antar dua pihak, kemudian proses ambil wali, yakni proses di mana pihak laki-laki meminta persetujuan wali nikah agar pengantin dapat segera dinikahkan secara hukum agama.