Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BBM Naik, Harga Cabai di Palembang Melonjak Hingga Rp 90.000 per Kg

Kompas.com - 05/09/2022, 22:16 WIB
Aji YK Putra,
Reni Susanti

Tim Redaksi

 

PALEMBANG, KOMPAS.com - Kebutuhan bahan pokok di Palembang, Sumatera Selatan mulai merangkak naik seiring kenaikan harga BBM pada Sabtu (3/9/2022). Seperti harga cabai merah yang mencapai Rp 90.000 per kilogram. 

Aminah (50), pedagang cabai di pasar tradisional Km 5 Palembang mengatakan, kenaikan harga melejit ketika pemerintah pusat mengumumkan kenaikan harga BBM. 

Bahkan, sebelum adanya kenaikan BBM, harga cabai pun telah mengalami kenaikan.

“Apalagi BBM naik, jelas harga langsung naik. Kemarin saja (sebelum kenaikan BBM) Rp 70.000. Tapi sekarang sudah Rp 90.000 perkilogram,” kata Aminah, Senin (5/9/2022).

Baca juga: Demo Tolak Kenaikan Harga BBM di Palembang, Massa Ancam Bawa Ribuan Mahasiswa ke Gedung DPRD Sumsel

Dengan kenaikan tersebut, Aminah merasakan dampak yang cukup drastis. Biasanya, dalam sehari ia mampu menjual 25 kilogram cabai merah kriting. Namun kini hanya 5 kilogram per hari.

“Pelanggan sudah kurang sekarang mengkonsumsi cabai karena harganya sudah mahal sekali. Kami pedagang juga kesulitan, mau protes bagaimana? kami juga beli dari agen, harga di agen juga sudah naik semua,” ujarnya.

Tak hanya cabai merah, harga cabai rawit pun melonjak dari Rp 50.000 menjadi Rp 70.000 per kg. 

“Harusnya pemerintah perhatikan dulu yang di bawah, dampaknya seperti apa kalau kenaikan BBM. Kalau seperti ini terus, kami pedagang juga susah, orang sudah malas belanja barang mahal semua,” keluhnya.

Baca juga: Demo Tolak Kenaikan Harga BBM di Bima Ricuh, 10 Mahasiswa Disebut Terluka

Hal sama dirasakan Nana (46), pedagang ayam. Ia kini kesulitan menjual ayam potongnya karena dampak kenaikan harga BBM.

"Sekarang perkilogram sudah Rp 28.000 dan pembeli sudah berkurang. Pasti nanti naik lagi harganya, karena Rp 28.000 itu stok kemarin,” ujarnya.

Carolus Dori Kenaikan BBM ini menjadi langkah pemerintah Indonesia menghadapi gejolak minyak dunia. Maka dari itu, harga BBM di dalam negeri tidak bisa ditopang dengan memberikan subsidi dari APBN. Kondisi ini tentu berimbas pada pengendara motor yang memakai tiga jenis BBM tersebut. Termasuk para pengendara ojek online (ojol) yang menjadikan sepeda motor sebagai sumber mata pencaharian sehari-hari.

Nana juga tak dapat berbuat banyak. Sebagai pedagang ia harus mengikuti harga pasar agar tak merugi.

“Kalau jual murah kita yang rugi, jual mahal pelanggan lari. Kan kami jadi bingung,” ungkapnya.

Sementara itu, Wali Kota Palembang Harnojoyo mengaku akan melakukan operasi pasar agar dapat membuat daya beli masyrakat menjadi stabil.

“Nanti akan dilakukan pasar murah di setiap kelurahan agar bisa dijangkau masyarakat,” ujarnya.

Ia memastikan harga kebutuhan komoditas di Palembang masih tercukupi meski terjadi kenaikan harga.

“Distribusi masih berjalan baik hanya saja memang terjadi kenaikan karena penyesuaian harga BBM baru,” ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Regional
Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Regional
Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Regional
Cabuli Anak Tiri Saat Istri Tak di Rumah, Pria di Agam Ditangkap Polisi

Cabuli Anak Tiri Saat Istri Tak di Rumah, Pria di Agam Ditangkap Polisi

Regional
BPBD Minta Warga Lebak Waspadai Hujan Lebat di Malam Hari

BPBD Minta Warga Lebak Waspadai Hujan Lebat di Malam Hari

Regional
Napak Tilas 2 Abad Traktat London, BI Pamerkan Uang Kuno

Napak Tilas 2 Abad Traktat London, BI Pamerkan Uang Kuno

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com