PALEMBANG,KOMPAS.com - Massa aksi penolakan kenaikan harga BBM dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) mengancam akan membawa ribuan mahasiswa di Sumatera Selatan untuk melakukan demo lanjutan.
Ketua PMII Sumatera Selatan Ferdinand mengatakan, aksi demo hari pertama yang berlangsung Senin (5/9/2022) ini diikuti 250 orang.
Namun, tiga hari ke depan mereka akan kembali menggelar aksi jika DPRD Sumatera Selatan tidak melakukan perubahan terkait kenaikan harga BBM oleh pemerintah.
Baca juga: Demo Tolak Kenaikan Harga BBM di Bima Ricuh, 10 Mahasiswa Disebut Terluka
“Kami minta DPRD Sumsel serius menolak kenaikan harga BBM dan mendatangkan perwakilan dari RU III Plaju (Pertamina Regional Unit III) untuk transparansi audit BBM. Jika tidak kami datang lebih banyak lagi besok,” tegas Ferdinand saat menyampaikan orasi.
Ferdinand mengatakan, pengunjuk rasa menuntut pihak DPRD Sumsel serius mendorong pemberantasan mafia minyak dan melakukan audit kepada pihak Pertamina terkait BBM subsidi.
Kenaikan harga BBM ini membuat masyarakat kecewa lantaran dapat membebankan masyarakat miskin yang makin terpojok.
“Hari ini minyak dunia turun tapi Indonesia malah naik. Kebijakan apa seperti ini,” ujarnya.
Pemerintah pusat pun menggelontorkan anggaran Rp 24,17 triliun untuk Bantuan Sosial (Bansos) pasca-kenaikan BBM agar dapat menjaga daya beli masyarakat.
“Tidak tepat subsidi dialihkan ke bnasos, seharusnya BBM tiak dinaikan, namun pengunanya yang dikontrol,” ujarnya.
Baca juga: Demo Tolak Kenaikan Harga BBM di Makassar Berakhir Bentrok, Mahasiswa dan Warga Saling Lempar Batu
Sementara itu, anggota Komisi V DPRD Sumsel Alfrenzi Panggal Besi mengatakan akan menyampaikan seluruh tuntutan pengunjuk rasa.
“Saya hanya anggota biasa, tapi tuntutan ini akan saya sampaikan kepada pimpinan,” ujar Alfrenzi di hadapan massa aksi.