MANOKWARI, KOMPAS.com - Tidak hanya kenaikan harga, nelayan di Kabupaten Manokwari, Papua Barat, juga mengalami kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM). Mereka harus meninggalkan jeriken di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) untuk mendapatkan BBM.
Mulyadi (39), seorang nelayan di Manokwari, mengaku mendatangi SPBN di Pasar Ika Sanggeng sedari pagi, Senin (5/9/2022). Ia membawa tiga jeriken ukuran 35 liter untuk ditaruh bersama jeriken milik nelayan lainnya.
"Ya, saya taruh agar isi BBM jenis Pertalite untuk kebutuhan melaut," kata Mulyadi, Senin (5/9/2022).
Baca juga: Durian Kampung Wasegi Mulai Padati Trotoar Jalan Pahlawan Manokwari
Mulyadi menyebut, jeriken yang ditaruh hari ini untuk mengantre pengisian BBM keesokan harinya, Selasa (6/9/2022). Tidak hanya jeriken miliknya, puluhan hingga ratusan jeriken milik nelayan yang lain telah berada di SPBN tersebut, baik di dalam dekat mesin pompa hingga ke tangga yang mengarah ke laut.
"Kebetulan punya jeriken saya berada di tangga kedua, mudah-mudahan besok dapat. Sebab di dalam pagar saja sudah full," ucapnya.
Baca juga: Kecewa Polisi Belum Tindak Lanjuti Laporan Pemukulan, Warga Blokade Jalan Pahlawan Manokwari
Soal pemerintah yang menaikkan harga BBM, Mulyadi mengaku tidak bisa berbuat banyak. Ia hanya berharap stok BBM di SPBN memadai untuk aktivitas melaut.
"Itu terserah pemerintah, asalkan bagi kami stok BBM ini selalu ada supaya kami tidak mengantre begini terus," ucapnya.
Mulyadi mengaku butuh 200 liter untuk sekali melaut di lepas pantai utara Manokwari. Padahal, sekali mengantre, dia kadang hanya dapat jatah 35 liter.
"Maksimal 200 liter Pertalite, tetapi kalau ngantre begini dapat 35 liter itu sudah bersyukur," tuturnya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.