Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenalkan Pramoedya Ananta Toer untuk Kalangan Muda di Tanah Kelahirannya Blora

Kompas.com - 31/08/2022, 15:47 WIB
Aria Rusta Yuli Pradana,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

BLORA, KOMPAS.com - Bicara tentang sastrawan Pramoedya Ananta Toer, pasti erat kaitannya tentang karya-karya sastranya yang begitu terkenal baik di Indonesia ataupun di mancanegara.

Dari sekian banyak karyanya, dua di antaranya telah dialihmediakan ke sebuah film yang berjudul Bumi Manusia dan Perburuan.

Tak main-main, film 'Bumi Manusia' diperankan oleh Iqbaal Ramadhan. Sedangkan film 'Perburuan' diperankan oleh Adipati Dolken.

Baca juga: Pramoedya Ananta Toer dan Kenangan Masa Mudanya

Sebagian masyarakat yang mengagumi Pram, pasti sudah tahu kalau sastrawan tersebut dilahirkan di Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Namun di kota kelahirannya sendiri, kajian-kajian tentang Pramoedya Ananta Toer tampaknya tidak begitu rutin dan banyak digelar.

Padahal, apabila kajian-kajian tentang Pram dilakukan secara rutin, tidak menutup kemungkinan para Pramis (sebutan penggemar Pram) akan berbondong-bondong untuk mendatanginya. Dan, Blora sebagai kota kelahiran Pram, akan lebih dikenal masyarakat luas karena adanya potensi tersebut.

"Harusnya jadi daya tarik wisata, jadi daya tarik literasi orang mau mengerti Pram. Kalau mau mengerti tentang karya-karya besar Pram, sebagaimana kisah-kisah itu yang basisnya tentang kemanusiaan, ya harusnya datangnya ke Blora dan harusnya itu jadi identitas kota Blora," ucap Muhammad Faisal saat ditemui Kompas.com di Blora beberapa waktu lalu.

Muhammad Faisal yang merupakan seorang peneliti muda menilai, karya-karya Pram masih sangat relevan untuk dikaji dan dikembangkan oleh anak-anak muda masa kini.

Bahkan, dirinya yang tinggal di ibu kota Jakarta menilai beberapa karya Pram masih terus dikaji ataupun dibaca oleh pemuda-pemudi yang ingin tahu tentang sastra Pram pada masa itu.

Baca juga: Tokoh Seni Indonesia yang Jadi Google Doodle, dari Pramoedya Ananta Toer hingga Benyamin Sueb

"Jadi sebetulnya Pram sebagai sosok dan karya-karyanya itu masih dikaji dan masih dibaca, buku-bukunya kalau di ibukota juga masih ditempatkan di rak-rak terdepan dan masih dibaca oleh generasi muda," ujar dia.

"Yang dicari malah sebetulnya kajian-kajian yang ngaji Pram, itu masih minim. Jadi bukunya dibaca jelas, tinggal pembedahannya saja," imbuh dia.

Faisal yang juga merupakan seorang doktor psikologi sosial politik menyebut, paham kiri yang disematkan kepada Pramedya Ananta Toer oleh pemerintahan waktu itu tampaknya sudah tidak menjadi pembahasan penting bagi anak-anak muda saat ini.

Sebab, sejumlah negara yang waktu itu dikenal sebagai negara komunis ataupun sosialis yang identik dengan paham kiri, saat ini tidak lagi sepenuhnya menerapkan sistem pemerintahan yang seperti itu.

Pramoedya Ananta Toer, sastrawan Indonesia yang pernah dipenjara di Pulau Buru, namun tetap produktif dalam berkarya.KOMPAS/SINDHUNATA Pramoedya Ananta Toer, sastrawan Indonesia yang pernah dipenjara di Pulau Buru, namun tetap produktif dalam berkarya.

"Ya kalau sekarang kan paham kiri sudah dianggap tidak ada, kiri yang mengarah kepada revolusi gitu ya, karena negara-negara komunis pun sekarang sudah mengadopsi sebagian sistem ekonominya menjadi kapitalis, ya Rusia ya China," kata dia.

"Jadi (paham) kiri sekarang berusaha diterjemahkan menjadi gerakan yang berbeda, misal (paham) kiri itu cenderung kalau di Amerika ataupun di Eropa arahnya ke gerakan lingkungan hidup atau anti industri," imbuh dia.

Baca juga: Panggil Aku Kartini Saja, Potret Kekaguman Pramoedya...

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Regional
Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan 'Dijual' Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan "Dijual" Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Regional
Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Regional
Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Regional
Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Regional
Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Regional
Gibran Sebut Prabowo Rangkul Tokoh di Luar Koalisi Pilpres 2024

Gibran Sebut Prabowo Rangkul Tokoh di Luar Koalisi Pilpres 2024

Regional
Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Regional
Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Kilas Daerah
Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Regional
Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Regional
Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Regional
Pura-pura Servis Jam, Pasutri di Semarang Sikat HP Samsung S23 Ultra

Pura-pura Servis Jam, Pasutri di Semarang Sikat HP Samsung S23 Ultra

Regional
4 Kapal Ikan di Cilacap Terbakar, Kerugian Capai Miliaran Rupiah

4 Kapal Ikan di Cilacap Terbakar, Kerugian Capai Miliaran Rupiah

Regional
3.617 Wajib Pajak Magelang Gratis PBB, Berikut Syaratnya

3.617 Wajib Pajak Magelang Gratis PBB, Berikut Syaratnya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com