Founder Youth Laboratory Indonesia tersebut bahkan meluangkan waktunya selama beberapa hari pada bulan Agustus di Kabupaten Blora untuk melakukan riset kualitatif tentang kehidupan dan literasi anak-anak muda Blora.
Sehingga balik lagi, apabila anak-anak muda Blora mengkaji tentang Pram, maka tak menutup kemungkinan Blora akan dikenal lebih luas lagi sebagai kota literasi dan dapat berkembang lebih pesat lagi.
"Kayak misalnya pameran Pram yang ada di Jakarta yang sampai di extend dua kali, kalau enggak salah sempat diadakan juga di Surabaya, harusnya benda-benda yang ada di pameran itu balik ke Blora, dan jadi museum di sini dan jadi tempat pengajian Pram, ngaji tentang Pram, ngaji tentang keindonesiaan," jelas dia.
Bahkan, di Sumatra Barat kata Faisal, kajian-kajian Tan Malaka marak dikaji oleh anak-anak muda.
"Tapi basisnya bukan untuk pemberontakan atau revolusi konteksnya, tapi konteksnya untuk mengkritisi zaman yang semakin industrialis, semakin orientasi profit, atau mengkritisi manusia yang semakin individualis," terang dia.
Selama berada di Blora, penulis buku Generasi Phi dan Generasi Kembali ke Akar tersebut juga sempat berkunjung dan berbincang dengan Soesilo Toer, adik dari Pramoedya Ananta Toer di rumah pribadinya.
Baca juga: Perseteruan Hamka dan Pramoedya Ananta Toer hingga Berdamai lewat Islam
Namun, selama bertemu dan berbincang dengan Soesilo Toer, dirinya cukup menyayangkan kondisi dari kakek yang usianya lebih dari 80 tahun itu.
"Aku sangat menyayangkan kondisi rumahnya, yang sebetulnya Mbah Soes itu menyimpan banyak begitu memori kolektif sejarah dan peristiwa, yang sebetulnya aku berpikir bila memang kondisi rumah lebih bersih gitu kan, dan ada secara rutin direkam dan kita perlu lho merekam tokoh-tokoh sepuh kita itu," urai dia.
"Kisah-kisah mereka walaupun kadang berulang dan kadang sepele, tapi kalau kita rekam dengan video dan itu menjadi konten yang nanti terdokumentasi dengan baik, itu menjadi menarik dan bisa membuat orang dari luar kota itu pengin datang ke rumah dan perpustakaan itu," sambung dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.