Sebelumnya, warga dari Desa Sanolo dan Desa Sondosia di Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), bersitegang akibat kasus pembacokan di acara organ tunggal.
Warga melakukan aksi blokade jalan raya dengan kayu dan batu di batas wilayah masing-masing.
Blokade jalan itu mengakibatkan kemacetan cukup panjang di jalan lintas Bima dan Dompu.
Baca juga: Video Aksinya Tersebar di Medsos, Tiga Pelajar Pembuat Busur Panah di Bima Ditangkap
Kepala Bagian Operasi Kepolisian Resor (Polres) Bima, Kompol Herman yang dikonfirmasi via telepon membenarkan adanya blokade jalan tersebut.
Menurutnya, aksi itu berawal dari kasus penganiayaan yang dialami Wildan, warga Desa Sondosia, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima.
"Wildan dianiaya hingga luka robek di kepala saat acara orgen tunggal di Desa Sanolo. Pelakunya tidak dikenal, namun dicurigai orang Sanolo," ucap Herman.
Baca juga: Video Aksinya Tersebar di Medsos, Tiga Pelajar Pembuat Busur Panah di Bima Ditangkap
Mengetahui salah seorang warganya dianiaya menggunakan senjata tajam dan benda tumpul, pihak keluarga bersama warga sekitar langsung melakukan aksi blokade jalan dengan kayu dan batu.
Mereka mendesak aparat kepolisian segera menangkap palaku penganiayaan Wildan.
Lebih lanjut, Herman mengatakan, karena merasa salah seorang warganya juga menjadi korban penganiayaan, warga Desa Sanolo lantas bereaksi melakukan aksi yang sama.
"Warga Desa Sanolo keberatan dituduh sebagai pelaku. Katanya, mereka juga jadi korban dalam kasus penganiayaan itu," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.