Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Kasus Mutilasi di Mimika, Pengamat Sebut Pemerintah Perlu Berdialog dan Merehabilitasi Keluarga Korban

Kompas.com - 30/08/2022, 08:08 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Penulis

KOMPAS.com - Kasus mutilasi di Kabupaten Mimika, Papua, menjadi sorotan.

Empat warga dibunuh oleh 10 pelaku yang terdiri dari empat warga sipil dan enam anggota TNI Angkatan Darat (AD).

Identitas dari dua korban telah diidentifikasi. Mereka berinisial LN dan RN. Sedangkan dua jenazah lainnya masih dicari oleh polisi.

Kini, para pelaku sudah ditetapkan menjadi tersangka.

Terkait kasus pembunuhan disertai mutilasi ini, pengamat intelijen, Stanislaus Riyanta, menilai pemerintah perlu melakukan rehabilitasi terhadap keluarga korban dan masyarakat yang berpotensi mengalami trauma dengan kasus ini.

"Recovery perlu waktu, apalagi di sana masih kental dengan hubungan kekerabatan, bila satu terluka, lainnya juga terluka," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Senin (29/8/2022).

Baca juga: Kronologi 4 Orang Dimutilasi di Timika, 6 Oknum TNI Terlibat, Pura-pura Jual Senjata Api Rp 250 Juta

Selain itu, Stanislaus memandang bahwa pemerintah juga perlu berdialog dengan keluarga korban dan masyarakat.

Dalam dialog ini, pemerintah perlu menggandeng tokoh adat, agama, dan masyarakat.

"Saat dialog, pemerintah perlu menunjukkan keseriusan dalam mengusut kasus ini. Bahwa siapa yang salah harus dihukum," ucapnya.

Di samping itu, Stanislaus memandang bahwa perbuatan pelaku mencederai penanganan-penanganan yang dilakukan pemerintah dalam mengentaskan masalah-masalah di Papua.

Oleh karenanya, ia meminta agar kasus ini bisa diusut tuntas.

"Ini hal yang serius, perlu ditangani segera dan diusut tuntas," ungkapnya.

Baca juga: Korban Mutilasi di Timika adalah Simpatisan KKB dan Kepala Kampung di Nduga

Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies, Khoirul Fahmi, berharap agar penanganan kasus mutilasi ini dilakukan secara transparan dan tidak berlarut-larut.

Hal tersebut harus dilakukan supaya bisa menghadirkan rasa keadilan bagi masyarakat, khususnya keluarga korban.

Diberitakan sebelumnya, Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Kepolisian Daerah (Polda) Papua Kombes Faizal Ramadhani menuturkan, kasus ini bermula saat para pelaku berpura-pura ingin menjual dua pucuk senjata api kepada korban.

Korban yang tertarik membeli, bertemu pelaku dengan membawa uang Rp 250 juta pada Senin (22/8/2022).

Namun, para pelaku justru membunuh serta memutilasi korban. Selain itu, uang ratusan juta rupiah itu dibawa kabur pelaku.

"Sebelum dibuang, keempat korban semuanya dimutilasi dan dimasukkan ke dalam enam karung," tuturnya, Minggu (28/8/2022), dikutip dari pemberitaan Kompas.com.

Baca juga: Tersangka Kasus Mutilasi di Mimika Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Regional
Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Regional
Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Regional
Polres Siak Pasang Stiker 'Cahaya' pada Truk di Jalan Tol Permai

Polres Siak Pasang Stiker "Cahaya" pada Truk di Jalan Tol Permai

Regional
2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

Regional
10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

Regional
Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Regional
Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Regional
Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Regional
RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

Regional
Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Regional
Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Polemik Bantuan Bencana di Pesisir Selatan, Warga Demo Minta Camat Dicopot

Polemik Bantuan Bencana di Pesisir Selatan, Warga Demo Minta Camat Dicopot

Regional
Pengakuan Pelaku Pemerkosa Siswi SMP di Demak, Ikut Nafsu Lihat Korban Bersetubuh

Pengakuan Pelaku Pemerkosa Siswi SMP di Demak, Ikut Nafsu Lihat Korban Bersetubuh

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com