BANYUMAS, KOMPAS.com - Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menjerit akibat lonjakan harga telur ayam ras.
Kondisi tersebut salah satunya dialami Dewi Okta Sintawati (42), pengusaha kue bolu kukus dan brownies di Kelurahan Kranji, Purwokerto Timur, Kabupaten Banyumas ini.
Baca juga: Peternak Minta Bansos Tak Dirapel 4 Bulan agar Harga Telur Ayam Stabil
"Makin puyeng. Biasanya naik akan turun lagi, tapi ini enggak turun-turun," kata Dewi kepada wartawan, Kamis (25/8/2022).
Ia mengatakan, sebelumnya harga telur sempat turun menjadi Rp 25.000 per kilogram. Namun belakangan terus merangkak naik hingga Rp 32.000 per kilogram.
Untuk menyiasati kenaikan harga itu, Dewi mencoba memperluas pasar dan menambah jumlah produksinya.
Pasalnya apabila menaikkan harga jual dalam kondisi saat ini dikhawatirkan akan ditinggal para pelanggan.
"Jadi siasatnya menambah kapasitas produksi dengan mencari outlet baru. Dengan kenaikan harga memang keuntungan menipis dan pengeluaran semakin naik," ujar Dewi.
Dalam sehari, saat ini Dewi rata-rata memproduksi sebanyak 700 buah bolu kukus dan brownies yang dikemas dalam plastik kecil.
Tak hanya dipusingkan kenaikan harga telur, lanjut Dewi, pelaku usaha sejenis juga dihadapkan pada kenaikan harga terigu.
"Sedang pusing karena terigu juga naik. Belum satu tahun, naiknya sudah sampai Rp 50.000 per zak. Satu zak sekarang bisa seharga Rp 250.000 dari awalnya Rp 170.000," kata Dewi.
Baca juga: Rokok Rp 25.000 Dibeli, Masak Telur Rp 30.000 Tidak
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.