Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Silva Paranggai, Guru Honorer Lulusan S2 yang Rela Mengajar di Pedalaman Toraja Utara

Kompas.com - 17/08/2022, 02:09 WIB
Amran Amir,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

Dia mengatakan anak-anak kesulitan belajar karena fasilitas sekolah jauh dari layak.  Hal ini mengingat satu ruangan digunakan untuk dua kelas.

“Selama ini kami sangat terganggu. Termasuk anak-anak dengan kondisi tersebut karena mereka dari kelas 4 misalnya yang sementara belajar karena hanya dipisahkan oleh sekat pembatas yang dari bangku bekas dan papan otomatis. Mereka saling baku lihat begitupun kami juga terganggu dengan suara-suara saat memberi materi pelajaran,” ujar Silva.

Beruntung, warga mau dimintai tolong untuk memperbaiki fasilitas sekolah jika ada sesuatu yang rusak. 

“Untungnya warga Dusun Limbong Dewata ketika kami minta tolong untuk memperbaiki sesuatu di sekolah maka warga turun tangan bergotong royong,” tutur Silva.

Akses yang sulit menuju sekolah terkadang membuat para guru terlambat tiba di sekolah. Jika cuaca sedang tak baik maka para guru bisa tidak datang ke sekolah. Pasalnya kerap menemui jalur longsor di jalan menuju sekolah. 

Saat kondisi itu terjadi, Silva pun harus mengisi kelas lain untuk memberikan materi pelajaran. Bahkan Silva harus berinisiatif mengajar dari kelas 1 hingga kelas 6.

“Kadangkala saya harus mengajari mereka kalau rekan saya berhalangan datang karena terkendala dengan akses atau cuaca. Jadi saya tuliskan saja materinya di papan tulis, dan saya suruh mengerjakan tugasnya. Kadang saya harus pulang pukul 13.00 siang. Dan sebelum pulang saya tuliskan di papan materi pelajaran untuk kelas satu untuk besok supaya mereka langsung mempelajarinya,” jelas Silva.

Silva berharap dirinya bisa menjadi tenaga pengajar berstatus pegawai negeri sipil (PNS) atau pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK). Hal ini agar bisa lebih meningkatkan proses belajar mengajar di daerah pedalaman.

“Selama ini saya memang tidak mendaftar di seleksi penerimaan jalur PPPK. (Ini) karena ijazah saya waktu itu tidak linear sesuai persyaratan. Dan saya waktu itu lebih fokus mengajar di sini. Dan sekarang saya berharap bisa jadi tenaga minimal PPPK,” harap Silva.

Baca juga: Cerita PMI Asal Bali Menderita Sakit Parah di Turki, Minta Bantuan Pulang ke Tanah Air

Kondisi Silva saat ini sebenarnya lebih banyak mengeluarkan materi dan energi demi anak-anak bisa sekolah di pedalaman. Dia pun harus melakukan beberapa hal untuk menopang hidupnya.

Mulai dari mengurus ternak hingga berjualan di rumah yang statusnya masih menumpang di permukiman transmigrasi. Hal ini mengingat usaha suaminya di luar daerah juga goyah akibat pandemi Covid-19.

“Kalau pulang mengajar saya buka usaha jualan kecil-kecilan di rumah dan mengurus ternak agar bisa menutupi kebutuhan hidup sehari-hari. Karena, usaha suami saya juga mengalami goyah akibat pandemi Covid-19, meski usahanya masih berjalan stagnan,” beber Silva.

Kepala Dinas Pendidikan Toraja Utara Martinus Manatin mengapresiasi Silva Paranggai yang suka rela mau mengajar di daerah terpencil di Toraja Utara. Dia pun belum mengetahui ada guru honorer yang bergelar S2 di sekolah pedalaman Toraja Utara

Baca juga: Kisah Heroik Sandi, Siswa Kelas VI yang Naiki Gantangan Burung untuk Kibarkan Bendera Macet Saat Dikerek

“Kami mengapresiasi ketika ada orang yang mengabdikan dirinya untuk mengajar tanpa pamrih. Kami harus cek karena data Dapodik kami di Dinas Pendidikan belum ada data itu tentang guru yang mengabdi disana bergelar S2. Mungkin belum diinput atau bagaimana. Tapi apa pun itu, saya berterima kasih dan memberikan reward yang luar biasa kepada orang yang mengabdikan diri di dunia pendidikan,” paparnya. 

Dia menyebut masih ada ratusan tenaga honorer yang belum terakomodasi. Namun dia mengaku bahwa anggaran di Toraja Utara masih terbatas. 

“Komposisi sekarang jumlah tenaga honorer kami ada 1.181 orang. Sementara yang ada SK nya sekitar 843 orang. Jadi ada selisih 338 orang. Kami tidak ingin sebenarnya tenaga pendidik ini tidak terakomodir. Tetapi apa boleh buat karena anggaran kami tidak mencukupi,” pungkasnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Regional
Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Regional
Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Regional
Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Regional
Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Regional
Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Regional
[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

Regional
Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat 'Video Call' Ibunda

Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat "Video Call" Ibunda

Regional
Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Regional
Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com