NUNUKAN, KOMPAS.com – Puluhan motoris kapal cepat rute Pulau Sebatik–Nunukan, Kalimantan Utara, ramai-ramai mendatangi Mako Polair Nunukan, Kamis (4/8/2022).
Mereka mempertanyakan masifnya pemeriksaan penumpang di tengah laut, yang dianggap merugikan para motoris.
Pasalnya, ketika Polair mendapatkan penumpang dengan KTP di luar Nunukan, speed boat beserta motoris akan dibawa ke Mako Polair untuk menjalani serangkaian pemeriksaan.
Baca juga: Gagalkan Keberangkatan 18 Calon Pekerja Migran Ilegal, Polisi Amankan Motoris dan Seorang Tekong
"Kami ini manalah mungkin bertanya satu per satu ke penumpang, bapak orang mana, ibu orang mana. Kami kan dibayar untuk antar mereka menyeberang. Itu juga di wilayah perairan Indonesia, mengapa seakan akan dibuat macam di Malaysia, ada pemeriksaan KTP luar daerah, baru dibawa untuk diperiksa," keluh Beny, salah seorang motoris speed boat saat ditemui Kompas.com di sela aksi mereka.
Para motoris, saat ini berlayar dengan penuh kecemasan dan ketakutan karena dihadapkan pada masifnya pemeriksaan oleh aparat di tengah laut.
Mereka merasa menjadi pesakitan karena dituduh memfasilitasi Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) ilegal. Dan sering dikejar-kejar aparat.
"Kami mengantar penumpang bukan ilegal. Ada cap dari Dinas Perhubungan, ada struk pajak, dan manifest," imbuhnya.
Pelayaran yang dilakukan, juga sebatas rute Nunukan–Sebatik, dan sesekali ke perairan Sei Ular Kecamatan Seimanggaris.
"Kenapa kami merasa ini Malaysia. saat penumpang diperiksa, dan KTP mereka dari Sulawesi, selalu dibawa ke kantor Polair. Kerjaan kami terkendala semua, orderan tidak terangkut," keluh Beny.
Baca juga: Kapal Klotok Tenggelam di Sungai Martapura, Seorang Motoris Hilang
Motoris speed lain, Udin, juga memprotes perlakuan Polair yang kerap membawa speed boat dan menginterogasi motoris saat membawa penumpang dengan KTP luar Pulau Nunukan, khususnya dari Sulawesi.
"Kita bekerja tergantung banyaknya penumpang. Banyak teman-teman kejar target untuk setoran cicilan Bank, bayar kredit speed boat. Anak istri menunggu di rumah. Kalau selalu diperlakukan begini, bagaimana tanggungan kami?" katanya.
Motoris Andika juga mengaku tidak berdaya dengan perlakuan yang diterima teman-teman motorisnya.
Seharusnya, aparat melakukan pencegahan di dermaga sebelum keberangkatan penumpang.
Data identitas penumpang diperiksa, termasuk tujuannya. Apakah benar hendak menyeberang ke Malaysia, atau kemana tujuan mereka sebenarnya.
"Selama ini, yang kami layani adalah rute Nunukan, Sebatik, dan terkadang carter ke Sei Ular. Itu wilayah Indonesia. Kami sering dikejar-kejar dan ada penindakan di tengah laut. Itu yang kami pertanyakan," keluhnya.
Baca juga: Polisi Kejar Speedboat Penyelundup TKI Ilegal, Motoris Ditangkap, 12 Warga NTT Diamankan