Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Budaya Keselamatan Motoris dan Penumpang "Speedboat" Masih Rendah

Kompas.com - 14/07/2017, 20:55 WIB
Dani Julius Zebua

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com – Banyak penumpang perahu cepat (speedboat) Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur, yang tidak menggunakan jaket pelampung menunjukkan rendahnya budaya keselamatan di transportasi air ini.

Padahal, kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Balikpapan Sudirman Djayaleksana, dari tahun ke tahun selalu saja ada pembagian jaket pelampung bagi pemilik speedboat.

"Sudah sangat banyak (jaket pelampung) yang kami bagi. Selalu habis," kata Sudirman seusai menghadiri kunjungan singkat Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi di Pelabuhan Semayang, Balikpapan, Jumat (14/7/2017).

Baca juga: "Speedboat" Rombongan TK Tenggelam, 4 Korban Ditemukan Tewas

Bukan hanya soal pemanfaatan life jacket, rendahnya budaya keselamatan juga tampak dari banyaknya motoris perahu cepat yang tidak memiliki surat kecakapan. Fenomena itu diperparah oleh munculnya pelabuhan ilegal.

Karenanya, kini pemerintah tengah mengusahakan banyak hal untuk menciptakan budaya keselamatan yang lebih baik.

“Termasuk kita akan membuat pelatihan untuk mendapatkan surat kecakapan motoris, seperti semacam SIM. Banyak sekali motoris kita yang tidak memiliki surat kecakapan ini,” kata Sudirman.

Sudirman mengatakan, pelatihan kecakapan adalah salah satu program ke depan untuk mewujudkan budaya keselamatan di jasa transportasi air. Selain itu, pemerintah juga memerlukan fasilitas yang lebih baik dibanding selama ini.

Termasuk di antaranya perlunya terminal, dermaga, hingga tempat parkir. Dengan hal itu, maka mengelola pelabuhan dan pengawasan terhadap penumpang dan transport speedboat bisa tertata.  

"Kita bisa mengawasi dengan lebih baik, kalau mau masuk kapal harus pakai jaket pelampung. Tidak mau ikut aturan tidak naik," kata Sudirman.

“Sebenarnya kita sudah memiliki desainnya. Daerah tidak memiliki dana untuk membangun, kita coba meminta ke Kemenhub karena nilai pembangunan Rp 100-an miliar,” kata Sudirman.

Balikpapan dan Kabupaten Penajam Paser Utara merupakan kota dalam perlintasan Trans Kalimantan. Keduanya terpisah oleh Teluk Balikpapan. Arus manusia antar kedua daerah itu dihubungkan transportasi air, baik menggunakan kapal feri maupun perahu cepat.

Kadishub Kabupaten Penajam Paser Utara, Ady Irawan, mengatakan, selama ini baik pelabuhan speedboat Balikpapan dan PPU sudah sangat tertinggal. Semua serba dari kayu dan kurang tertata. Pengawasan cukup sulit pada pengemudi speedboat. Mengatur penumpang. Memonitor penggunaan alat keselamatan perahu dan penumpangnya.

“Bahkan kita sudah membagi sampai ribuan jaket pelampung selama 5 tahun ini,” kata Ady.

Baca juga: "Speedboat" Berisi 10 Penumpang Dilaporkan Hilang di Derawan

Sementara itu, Masjuni, motoris speedboat di Balikpapan merasa budaya keselamatan penumpang lah yang masih rendah. Penumpang sering menolak menggunakan jaket pelampung meskipun perahu dilengkapi alat perlindungan keselamatan.

“Penumpang memang banyak yang tidak mau pakai life jacket. Bila mereka tidak mau, kami tidak bisa memaksa,” komentar Masjuni.

Kompas TV 4 Korban Kapal Tenggelam Ditemukan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com