Pada tahun 1832, keraton yang merupakan situs budaya ini dibongkar oleh Pemerintah Hindia Belanda. Bangunan menyisakan pondasi, gapura, dan tembok-tembok.
Benteng Speelwijk didirikan pada tahun 1682. Benteng yang dibangun pada masa kepemimpinan Sultan Abu Nasr Abdul Kahhar atau Sultan Haji merupakan simbol kekuasaan Belanda.
Baca juga: Kerajaan Banten: Sejarah, Masa Kejayaan, Kemunduran, dan Peninggalan
Sultan Haji merupakan putra Sultan Sultan Ageng Tirtayasa yang mudah dibujuk oleh Belanda.
Benteng ini diperkirakan sebagai tempat pemukiman dan pertahanan Belanda.
Benteng juga sebagai tempat Belanda mengontrol kegiatan kesultanan ini masih dapat dinikmati hingga kini.
Masjid Agung Banten merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Banten.
Masjid dibangun pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hassanuddin (1552-1570), putra pertama Sunan Gunung Jati.
Keunikan bangunan masjid adalah bangunan merupakan alkuturasi tiga budaya, yaitu Cina, Arab, dan Eropa.
Ciri khusus masjid adalah memiliki menara seperti mercusuar dengan bangunan atap bertumpuk, seperti Pagoda Cina.
Di lokasi masjid terdapat makam sultan dan keluarga sultan yang berada di serambi masjid.
Saat ini, masjid digunakan sebagai wisata religi dan untuk memperingati hari-hari besar, seperti peringatan Maulud Nabi Muhammadi SAW.
Selain itu, banyak peziarah dari dalam kota dan luar kota yang datang ke masjid ini.
Vihara Avalokitesvara dibangun oleh Sunan Gunung Jati pada tahun 1542, letak vihara dekat dengan Masjid Agung Baten.
Tokoh penyebar agama Islam ini memiliki istri yang masih keturunan kaisar Tiongkok, bernama Putri Ong Tien.
Pada tahun 1774, vihara dipindahkan ke kawasan Pamarica, hingga saat ini.