Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalur Perbatasan Indonesia–Malaysia di Nunukan Diblokade, Hasil Panen Padi Menumpuk di Gudang, BBM Digendong Melewati Hutan

Kompas.com - 09/07/2022, 07:07 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Blokade jalur perbatasan Indonesia–Malaysia, antara Long Midang, dataran Tinggi Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara dengan Ba’kelalan, Sarawak, Malaysia, memasuki hari keempat sejak ditutup total, Selasa (5/7/2022).

Belum ada solusi atas pernyataan sikap warga perbatasan yang menuntut adanya perdagangan tradisional kembali seperti semula,.

Warga menginginkan perdagangan dilakukan tanpa melewati skema koperasi, yang mereka anggap justru membuka lebar lebar peluang terhadap dugaan monopoli harga.

Baca juga: Harga Bahan Pokok Perbatasan Melonjak Diduga akibat Monopoli, Masyarakat Dayak Lundayeh Blokade Pintu Indonesia-Malaysia

Imbas penutupan jalur perbatasan bukan main-main, kebutuhan pokok warga Krayan yang selama ini lebih bergantung dengan Malaysia, sama sekali terhenti.

"Sudah tentu kondisi Krayan semakin sulit. Kita sama tahu bagaimana Krayan yang memiliki ketergantungan dengan Malaysia dalam segala aspek. Sembako, kebutuhan lain, bahkan BBM semakin sulit didapat," ujar Donal Kurid, salah seorang guru honorer di SMAN I Krayan, kepada Kompas.com, Jumat (8/7/2022).

Donal mengeluhkan keadaan Krayan yang seakan termarginalkan dan seakan lebih jauh dari peradaban.

Sebelum Covid-19 mewabah, kondisi Krayan meski sulit dan barang-barang serba mahal, namun tidak sesulit saat ini.

Terlebih dengan penutupan jalur perbatasan, bisa dibayangkan bagaimana kesulitan semakin terasa.

"Saya sebagai guru honor sudah tentu tidak bisa hanya mengandalkan gaji. Tidak akan cukup gaji untuk memenuhi kebutuhan pokok. Itulah kenapa harus banting tulang kerja lain. Krayan ini berbeda, barang Malaysia tidak masuk, bagaimana bisa hidup," katanya lagi.

Baca juga: Jalur Perdagangan RI–Malaysia Diblokade karena Dugaan Monopoli Harga, Ini Kata Gubernur Kaltara

Tidak bisa dibantah, bahwa Krayan memiliki tradisi perdagangan tradisional sejak dahulu kala.

Kesamaan kultur, budaya dan hubungan kekerabatan di perbatasan Malaysia, membuat dua warga serumpun ini mempraktikkan perdagangan lintas batas.

Tidak ada kendala selama itu terjadi. Hambatan muncul saat terjadi lockdown untuk mengantisipasi sebaran wabah covid-19.

Dan diperparah dengan skema perdagangan melalui koperasi yang diduga membuka luas dugaan monopoli harga untuk warga Krayan.

Warga Adat Dayak Lundayeh di dataran tinggi Krayan Nunukan Kaltara,  blockade jalan utama keluar masuk RI Malaysia Ba'kelalan - Long Midang. Tingginya harga bapokting diduga akibat monopoli perdagangan koperasiDok.Yuni Sere Warga Adat Dayak Lundayeh di dataran tinggi Krayan Nunukan Kaltara, blockade jalan utama keluar masuk RI Malaysia Ba'kelalan - Long Midang. Tingginya harga bapokting diduga akibat monopoli perdagangan koperasi

Kerja sambilan demi dapur tetap ngebul

Kondisi saat ini, dikatakan Donal, memang menambah kesulitan Krayan. Hanya saja, tuntutan warga perbatasan, tentu butuh perhatian serius dari semua pihak.

Imbas dari penutupan jalur bahkan dirasanya sangat berat. Donal harus bekerja sambilan untuk menjaga dapurnya selalu ngebul.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Orang di Dompu Dilarikan ke Puskesmas Usai Digigit Anjing Diduga Rabies

8 Orang di Dompu Dilarikan ke Puskesmas Usai Digigit Anjing Diduga Rabies

Regional
Kapal Terbakar dan Terdampar di Wakatobi, Polisi: Kami Sudah Menghubungi Owner-nya

Kapal Terbakar dan Terdampar di Wakatobi, Polisi: Kami Sudah Menghubungi Owner-nya

Regional
Daftar 50 Caleg DPRD Kabupaten Serang Terpilih, KPU: Wajib Lapor Harta Kekayaan Sebelum Dilantik

Daftar 50 Caleg DPRD Kabupaten Serang Terpilih, KPU: Wajib Lapor Harta Kekayaan Sebelum Dilantik

Regional
Siswa SMP di Aceh Curi Sepeda Motor Polisi, 'Sparepart' Dibongkar lalu Dijual

Siswa SMP di Aceh Curi Sepeda Motor Polisi, "Sparepart" Dibongkar lalu Dijual

Regional
Presiden Jokowi Cek Harga Sembako Saat Kunjungi Pasar Seketeng Sumbawa

Presiden Jokowi Cek Harga Sembako Saat Kunjungi Pasar Seketeng Sumbawa

Regional
Copot Pegawai yang Terlibat Perdagangan Satwa Ilegal di Kalimantan, Bea Cukai: Ini Tidak Terkait Instansi

Copot Pegawai yang Terlibat Perdagangan Satwa Ilegal di Kalimantan, Bea Cukai: Ini Tidak Terkait Instansi

Regional
Janjikan Rp 200.000 ke Pemilih, Caleg di Dumai Divonis 8 Bulan Penjara

Janjikan Rp 200.000 ke Pemilih, Caleg di Dumai Divonis 8 Bulan Penjara

Regional
Sah! Ini Daftar Nama Anggota DPRD Kabupaten Purworejo 2024-2029

Sah! Ini Daftar Nama Anggota DPRD Kabupaten Purworejo 2024-2029

Regional
Hakim Tolak Gugatan Wanprestasi Almas Tsaqibbirru kepada Gibran

Hakim Tolak Gugatan Wanprestasi Almas Tsaqibbirru kepada Gibran

Regional
Gelora Tak Ingin PKS Gabung Koalisi Prabowo, Gibran: Keputusannya Tunggu Pak Presiden Terpilih

Gelora Tak Ingin PKS Gabung Koalisi Prabowo, Gibran: Keputusannya Tunggu Pak Presiden Terpilih

Regional
Sukseskan PON 2024, Pemprov Sumut Manfaatkan TI untuk Pendaftaran hingga Logistik

Sukseskan PON 2024, Pemprov Sumut Manfaatkan TI untuk Pendaftaran hingga Logistik

Regional
2 Caleg PDI-P Magelang Mengundurkan Diri meski Terpilih Pemilu, Siapa Mereka?

2 Caleg PDI-P Magelang Mengundurkan Diri meski Terpilih Pemilu, Siapa Mereka?

Regional
Daftar 100 Caleg DPRD Banten Terpilih Hasil Pemilu 2024

Daftar 100 Caleg DPRD Banten Terpilih Hasil Pemilu 2024

Regional
Bupati dan Wabup Daftar Pilkada Ogan Ilir 2024 di 7 Partai Politik

Bupati dan Wabup Daftar Pilkada Ogan Ilir 2024 di 7 Partai Politik

Regional
Saat Pratama Arhan Kembali Tersenyum Usai Indonesia Ditekuk Uzbekistan...

Saat Pratama Arhan Kembali Tersenyum Usai Indonesia Ditekuk Uzbekistan...

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com