"Saya kan guru honor, gaji enggak seberapa. Jadi mumpung sekarang musim tanam padi, kadang kita tawarkan jasa babat rumput dengan mesin, kadang menjual hasil kebun. Apa saja, asal ada untuk survive," katanya.
Baca juga: Jeritan Masyarakat Dayak Lundayeh, Sudah Terisolir, Jadi Korban Monopoli Harga
Belum lagi untuk mengajar bensin antre lama hanya mendapat jatah tiga liter.
"Jarak rumah ke sekolah itu sekitar satu setengah jam ketika normal. Kalau hujan lebih lama lagi karena jalanan jelek," tambah Donal.
Dataran tinggi Krayan memiliki geografis sulit, dan hanya bisa ditempuh melalui jalur udara dari kota kabupaten di Nunukan.
Akhir-akhir ini, pemandangan antrean BBM di APMS Krayan, selalu terjadi dari pagi sampai siang hari.
Satu motor dijatah tiga liter BBM, dan harus mengantre setelah mendapat kupon. Banyak dari mereka tidak mendapat kupon karena BBM sangat terbatas.
"Kondisi itu memaksa warga kami harus memesan BBM di Malaysia dengan harga mahal. BBM dalam jerigen digendong melewati hutan, dan dijual Rp 35.000 per liter," tutur Donal.
Untuk mendapat BBM, warga Krayan akan memesan ke penjual yang ada di Malaysia. keduanya lalu bertemu di masing-masing batas Negara untuk melakukan transaksi jual beli BBM.
"Bukan masuk Negara mereka. Kan kita belum ada izin untuk masuk Negara orang," jelasnya. BBM tersebut kemudian digendong melewati hutan sebelum dijual eceran ke masyarakat.
Jika perbatasan yang dilewati adalah Long Midang – Ba’kelalan, tentu hanya menempuh beberapa jam saja.
"Namun jika yang dilewati adalah perbatasan antara Lembudud – Ba’rio, atau Long Layu – Ba’siuk, maka terkadang warga harus menginap dalam hutan," imbuhnya.
Hal lain yang tak kalah parah, adalah warga Krayan, tidak bisa menjual hasil panennya ke Malaysia.
Padahal, padi Adan khas Krayan, menjadi komoditas andalan masyarakat dan menjadi makanan favorit Sultan Brunei.
"Hasil panen menumpuk di gudang. Itu menurunkan semangat petani. Stok di gudang melimpah dan belum terjual sejak pandemi," lanjutnya.
Masyarakat adat Dayak Lundayeh di dataran tinggi Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, memblokade jalur Ba'kelalan Malaysia dan Long Midang, di perbatasan Indonesia, sejak Selasa (5/7/2022).