Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trauma Sering Ditangkap Aparat di Perbatasan RI-Malaysia, Puluhan Kapal Pengangkut Sembako Ancam Mogok Beroperasi

Kompas.com - 21/06/2022, 15:51 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Puluhan nakhoda dan anak buah kapal (ABK) pengangkut bahan kebutuhan pokok ke wilayah pedalaman di Perbatasan Indonesia–Malaysia, mengancam mogok beroperasi. Mereka tidak mau lagi melayani pengiriman sembako ke daerah pelosok di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara).

Ancaman tersebut tertuang dalam kesepakatan pemilik kapal-kapal pedalaman seluruh Kabupaten Nunukan, pada Senin (20/6/2022).

Wakil ketua Asosiasi Kapal Pedalaman, Jamaluddin Dasi mengatakan, para nakhoda dan ABK baru sembuh dari trauma setelah seringnya ada penangkapan dan penyitaan sembako oleh aparat di perbatasan. Kini trauma justru diperparah dengan adanya kasus serupa.

Baca juga: Marak Penyelundupan Sabu via Perbatasan, BNNP Sebut Ada Pabrik Narkoba di Malaysia

‘’Kami memuat bahan bahan kebutuhan pokok yang dibutuhkan masyarakat pedalaman Nunukan di wilayah tiga. Tapi selalu saja ada kejadian penangkapan dan penyitaan oleh aparat. Padahal kebutuhan pokok yang kami muat belum bisa disediakan oleh negara. HP diambil, sembako disita. Itu menimbulkan trauma bagi kami,’’ ujarnya, Selasa (21/6/2022).

Ia menegaskan sejak Indonesia merdeka, perdagangan lintas batas menjadi asas pemakluman yang dituangkan dalam "kearifan lokal" di Nunukan.

Pemenuhan kebutuhan bagi masyarakat pelosok di perbatasan, masih sangat bergantung dengan Malaysia. Sehingga tradisi perdagangan tradisional antara Indonesia-Malaysia, terus berlangsung hingga saat ini.

"Selama untuk Kabupaten Nunukan tidak ada masalah. Tapi yang terjadi adalah penangkapan berkali-kali oleh aparat. Hari ini instansi A, lain hari instansi B, dan besok instansi C. Ada apa dengan kearifan lokal yang sudah disepakati sejak dulu?," tanyanya.

Jamaluddin juga mempertanyakan posisi pemerintah daerah (pemda) dalam masalah ini. Dia menilai  Pemda Nunukan seakan hanya diam saja.

Hal ini sebagaimana terjadi pada kasus penangkapan terakhir kali. Dia mengatakan sekitar 1,7 ton daging dan produk olahan daging asal Malaysia, serta sembako diamankan oleh aparat keamanan pada Minggu (12/6/2022 di perairan Sebuku.

Dia menilai seringnya terjadi penangkapan menandakan kurangnya sosialisasi dan pendekatan pemda kepada instansi keamanan.

Hal tersebut, menimbulkan trauma mendalam dan kekhawatiran bagi kapal kapal pengangkut kebutuhan pokok untuk daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) ini.

"Tolong Pemerintah memperhatikan masalah ini. Setiap ada pergantian pimpinan aparat di Nunukan, mohon diumumkan apa saja yang menjadi kebijakan daerah. Bagaimana sebenarnya geografis, sejarah dan kebutuhan sembako kita. Jadi kita tidak selalu menjadi sasaran aparat. Padahal kita ini membawa sembako untuk kebutuhan saudara-saudara kita di pelosok, dalam konteks ‘kearifan lokal’," tegasnya.

Kapal-Kapal Pedalaman Ancam Mogok

Sampai saat ini, terdapat lebih dari 20 kapal pedalaman yang melayani pengiriman sembako ke wilayah pelosok Nunukan atau biasa disebut wilayah tiga.

Sering adanya penangkapan membuat para nakhoda dan ABK mengancam menghentikan aktivitasnya mulai pekan depan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Regional
Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Regional
Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Regional
Polres Siak Pasang Stiker 'Cahaya' pada Truk di Jalan Tol Permai

Polres Siak Pasang Stiker "Cahaya" pada Truk di Jalan Tol Permai

Regional
2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

Regional
10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

Regional
Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Regional
Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Regional
Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Regional
RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

Regional
Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Regional
Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Polemik Bantuan Bencana di Pesisir Selatan, Warga Demo Minta Camat Dicopot

Polemik Bantuan Bencana di Pesisir Selatan, Warga Demo Minta Camat Dicopot

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com